Wednesday, October 24, 2012

Cemal-Cemil di Joe's Pancake & Toast



Kali ini saya akan mereviu sebuah tempat makan baru yang menyajikan kudapan ringan nan lezat. Namanya, "Joe's Pancake & Toast", kedai yang dimiliki oleh seorang kawan traveler saya yang bernama Donal Wikarta alias Joe alias @monyetterbang. Sesuai namanya, kedai yang terletak di Bekasi ini menyajikan hidangan Pancake dan Toast dengan aneka varian rasa. Apa itu Pancake? Pan=wajan, cake=kue, yang berarti kue yang dimasak di atas wajan, dengan bahan dasar tepung terigu, susu, telur. Apa itu Toast? Serius ada yang nggak tahu 'toast'? ADA! *uhuk* *no mensyen* Toast adalah bahasa Inggris yang artinya roti bakar.

Naaah, jadi hari itu, tanggal 20 Oktober 2012, yang bertepatan dengan malam minggu, sebagai jomblo yang (kadang-kadang) ngenes, saya tak perlu merasa susah hati, karena saya dan teman-teman berencana untuk mendatangi "Joe's Pancake & Toast" yang dibuka pertama kali untuk umum. Dengan menumpangi mobil milik dua orang sahabat, kami beramai-ramai menuju Bekasi. Saat kami datang, sudah ada beberapa pengunjung yang datang duluan untuk menikmati sajian ala Chef Joe ini. Kami pun segera menyatukan beberapa meja dan kursi agar muat untuk kami berdelapan. Nggak perlu menunggu lama, kami segera menyimak menu yang ditawarkan dan mulai memesan. 

Ini nih menunya:


Wah, ternyata harganya terjangkau ya, untuk jajan-jajan lucuk! 

Satu persatu mulai memesan sesuai judul yang tertera, kami memesan menu yang berbeda satu sama lain agar dapat mencicipi dan saling tahu bagaimana hasil karya Chef Joe ini ..

Kedai "Joe's Pancake & Toast" ini terletak di sebuah ruko yang terdiri dari tiga lantai. Lantai satu untuk pengunjung, lantai dua tempat memasak, dan lantai tiga sebagai teritori pribadi pemilik kedai. Meski pesanan kami banyak, untungnya kami nggak perlu menunggu lama untuk menu-menu tersebut disajikan. Joe alias Donal alias @monyetterbang dengan sigap naik-turun lantai satu-dua untuk menghantarkan pesanan kami.

Inilah penampakannya ...


Joe's Pancake - menu andalan dengan ice cream sebagai topping, dilengkapi empat macam buah: Mangga, Strawberry, Nanas, dan Leci


Strawberry Kiss - Pancake dengan topping buah Strawberry dan saus strawberry, juga taburan gula halus. Yumm!


Toast Choco Cheese - Roti Bakar yang dibanjiri keju parut, meses cokelat, dan cairan cokelat. Huwoooww!! *ngenceess*

Tropical Island - Pancake dengan topping buah strawberry, leci, mangga, dan ada taburan gula dan saus cokelat. Seger, ih!


Michael Jackson - Pancake yang diatasnya diletakkan buah cherry, dilumuri saus vla dan cokelat, serta gula halus sebagai pelengkap. Kenapa namanya Michael Jackson, yaa?? Masih misteri. Tapi enak! Ciyuuuss deh!


Choco Mango - Pancake 3 in 1: Mangga, Cokelat, dan gula halus sebagai topping? Mantap!


Pancake Cheesy Choco - Pesenan saya, nih.. Hmm, sederhana ya, keju parut, meses cokelat, dan saus cokelat. Tapi gurihnya itu lho, mau lagi dong Chef Joe! ^^

Nah, itu tadi beberapa menu yang kami coba di kedai "Joe's Pancake & Toast".. Sebagai sebuah tempat baru, memang nggak bisa dipungkiri kalau masih ada beberapa kekurangan. Misalnya, AC mana nih AC, agak gerah, kakaaakk *kipas-kipas* *pake blower* *rambut berkibar ala Syahrini* Hehee.. but so far, makanan-makanan tersebut enak! Kata temen-temen yang udah nyicipin, tekstur pancakenya lembut dan empuk.. Varian toppingnya yang macem-macem juga nggak bikin bosen.. 

Jadi kalau mau ngerasain pancake sama toast buatan anak negeri yang doyan traveling ini, hayuklah datang ke sini.. ke Bekasi.. Alamatnya? Grand Galaxi City, Ruko Sporadis Blok EB No. 145 C..

Jangan lupa juga mention ke ownernya @monyetterbang kalau mau tanya-tanya.. Nih dia orangnya,,

 

Joe alias Donal alias @monyetterbang yang sedang menceritakan kisah perjuangannya merebut hati sang kekasih mendirikan "Joe's Pancake & Toast".

Buat kumpul-kumpul lucuk, cemal-cemil, ngegalau, atau malah mau belajar bikin pancake? Hahaha, dateng ajaa! Kali aja si Chef mau berbagi rahasianya .. ;)




Geng hore TravelTroopers yang bertandang ke "Joe's Pancake & Toast"


dinoy










Thursday, October 4, 2012

Bintang-Bintang.. Berikan Cahayamu ..




Lihatlah bintang di angkasa malam
Biarkan matamu menatap indahnya
Katakanlah pada yang bersinar
Khayalanmu dan mimpimu
Coba pejamkanlah dua matamu
Biarkan cahaya membias di pelupuk
Resapi dan yakinkan dirimu
Harapanmu kan menjelma
(bintang-bintang) berikan cahayamu
(bintang-bintang) taburi kami malam ini
(bintang-bintang) biarkan sinarmu .. uuu
(bintang-bintang) menerangi indahnya cinta

(Bintang-bintang .. lagu yang dipopulerkan oleh Titi DJ)

 photo credit: altahira.wordpress.com

Melihat bintang di Jakarta yang penuh gedung bertingkat dan polusi dari asap knalpot? Rasanya bagai mimpi di siang bolong, ya? Tapi ternyata, hal ini bisa kita lakukan jika mengunjungi Planetarium di daerah Cikini, Jakarta Pusat. Tempat ini berada di satu area dengan bioskop Taman Ismail Marzuki 21 dan Institut Kesenian Jakarta.

Sabtu siang, tanggal 15 September 2012, saya berkesempatan mengunjungi tempat ini bersama dua kawan saya: @achiedz dan @shititsemily .. Sebelumnya saya hanya pernah mendengar tentang tempat ini, namun belum pernah mengunjunginya. Di bayangan saya, Planetarium adalah tempat sejenis museum di mana kita bisa meneropong bintang atau melihat peraga tentang galaksi.

Waktu sudah menunjukkan pukul satu siang lebih saat kami makan siang di daerah Menteng, bersama teman kami lainnya, @harry_mdj. Kami sedang menimbang apakah jadi ke Planetarium dengan waktu yang ada. 

"Jadwalnya sih jam 14.30," ujar Achied.
"Ha? Udah jam berapa ini? Mending nggak usah lah, cuma bisa sebentar," tukas saya.
"Ya cukup lah waktunya, kan tinggal muter sebentar udah sampe TIM," saran Harry, yang sayangnya nggak bisa bergabung dengan kami untuk acara selanjutnya. Hari itu memang kami bepergian seharian. Setelah Monas, Museum Nasional, Planetarium, kami berencana akan melanjutkan berkaraoke dengan teman-teman lain sampai malam.
Saya masih nggak mudeng dengan saran Harry. Karena di bayangan saya, Planetarium tutup sampai jam 14.30 seperti kata Achied tadi, jadi ya buat apa ke sana kalau cuma bisa mengunjungi sebentar dan terburu-buru? Tapi saya toh ikut saja dengan rencana teman-teman.

Sekitar pukul dua kurang kami sampai di Planetarium, Cikini. Nah! Barulah di sini saya paham, bahwa yang dimaksud Achied tadi adalah jadwal pemutaran film! *tepuk jidat*
Di dalam ruangan tertempel jadwal pertunjukkan pemutaran film tentang bintang dan galaksi sebagai berikut:

Selasa sampai dengan hari Jumat : Pukul 16:30
Sabtu, Minggu dan Hari Libur Nasional : 10:00, 11:30, 13:00 dan 14:30
Hari Libur Nasional yang jatuh pada hari Jumat : 10:00, 13:30 dan 16:30

Jadwal tersebut berlaku untuk pengunjung perorangan, dan harga tiket sebesar Rp 7000 untuk dewasa dan anak-anak seharga Rp 3500.

Kami pun ikut duduk bersama pengunjung-pengunjung lain menunggu loket dibuka. Sekitar pukul 14.15, loket dibuka dan antrian mulai berjalan. Untuk satu pertunjukkan dijual tiket sebanyak 300 sesuai dengan kapasitas ruangan. Di atas loket kami melihat televisi yang menampilkan jumlah tiket yang tersisa. Hari itu Planetarium dikunjungi banyak orang yang rata-rata membawa anak-anaknya untuk menyaksikan pertunjukan. Sepertinya hanya kami bertiga orang dewasa yang sebegitu inginnya menyaksikan pertunjukan ini, tanpa embel-embel anak kecil di gendongan atau gandengan tangan kami, he he ..


kursi untuk pengunjung di depan loket - photo credit: @achiedz


antrian pembelian tiket dan petunjuk jumlah tiket yang tersedia - photo credit: @achiedz

Kami masuk ruangan dan duduk manis di kursi yang kami pilih. Kursi di Planetarium didesain untuk kita dapat merebahkan tubuh, karena film diputar di layar raksasa di atas kita. Saya duduk di kursi yang sayangnya kurang baik pengatur sandarannya, sehingga saya tidak bisa dengan enak menyandarkan tubuh.

 suasana di dalam ruang pertunjukan- photo credit: @achiedz

siap-siap nonton pertunjukan bintang - photo credit: @achiedz

Begitu seluruh pengunjung yang telah membeli tiket dipastikan sudah masuk ke dalam ruangan, lampu mulai dimatikan. Narator menyambut kami dan menginfokan hal-hal seputar pertunjukan yang akan berlangsung. Lalu tak perlu menunggu lama, kami dibawa ke suasana malam di mana bintang-bintang bertaburan dengan sangat banyak. Kami serasa berada di padang luas tanpa ada bangunan-bangunan angkuh yang seringkali mengaburkan pengertian kami bahwa pemandangan galaksi amatlah indah.

Dengan suara yang khas -cenderung mellow bikin galau- narator menjelaskan tentang rasi bintang, matahari, siklus rotasi siang - malam, sampai jajaran planet menurut update terbaru, di mana Pluto tidak lagi diperhitungkan sebagai planet. Tak jarang kami dan seluruh pengunjung bertepuk tangan saat disuguhi pertunjukan keindahan galaksi yang spektakuler. Kami nggak memedulikan bahwa itu hanyalah sekadar film. Kami membiarkan imajinasi kami melayang seolah-olah kami sedang menaiki pesawat ulang alik dan melihat pemandangan langit malam di sekeliling kami ..

"Mari bersiap-siap.. pegang tangan pasangan atau orang di sebelah anda, karena kita akan segera terbang dengan pesawat ulang-alik .." begitu kira-kira perkataan narator yang membuat kami mengernyitkan dahi, saling memandang satu sama lain, lalu tertawa. 

"Mas, galau ya mas?" bisik Achied.

Pertunjukan film tentang tata surya di Planetarium berlangsung sekitar 45 menit. Dan untuk ukuran pertunjukan seharga Rp 7000, kami merasa sangat puas. Kami bisa rileks menyandarkan tubuh kami dan membawa imajinasi kami melayang menemui isi tata surya. 

Terbukti kok, kalau Jakarta nggak melulu tentang mall-mall megah saja yang dijadikan sarana 'rekreasi' di akhir pekan. Ada museum-museum yang menarik untuk dilihat seperti Museum Nasional, Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Museum Fatahillah, dan juga Planetarium yang bagus sebagai sarana pendidikan anak untuk mengenal penghuni galaksi. 
Yuk, jalan-jalan lihat bintang di Jakarta !

dinoy
                

Monday, October 1, 2012

Bakmi Godog Jogja - Panglima Polim


Malam ini, tiba-tiba saja saya ingin makan tahu tek (atau biasa juga disebut tahu telur). Maka sepulang kerja saya menumpangi metromini untuk menuju warung tenda di daerah Panglima Polim, tempat makan yang menjual tahu tek dan tahu campur yang pernah saya cicipi beberapa waktu lampau. Tapi karena saya sudah terlalu lama tidak singgah di warung tenda tersebut, rupanya saya salah berhenti dan warung tendanya masih jauh dari tempat saya memutuskan turun dari metromini tadi. Sejenak saya berpikir untuk menunggu metromini selanjutnya demi memenuhi keinginan saya makan tahu tek. Saya melihat di sekitar saya, ada gerobak penjual 'Bakmi Jogja'. Saya pikir, saya masih bisa menikmati tahu tek lain kali, daripada harus naik metromini lagi, mending saya mencoba makanan ini saja. 

Ini memang bukan pertama kalinya saya makan bakmi Jogja, saya sudah pernah mencoba makanan ini di dua tempat yang berbeda. Tapi tidak ada salahnya saya mencobanya lagi, dan mencoba menceritakan bagaimana rasanya kepada anda ..

'Godog opo goreng ?'

Pertama kali menyebutkan pesanan satu bakmi Jogja makan di tempat, saya langsung ditawari pilihan oleh mas-mas penjual yang memakai kemeja batik -sepertinya tampak menghayati daerah asal makanan yang dijajakannya. "Godog (rebus) atau goreng?" tanyanya. Karena saya sedang ingin menikmati makanan berkuah hangat, maka saya memilih bakmi yang dimasak dengan cara direbus. 

Sekitar lima belas menit kemudian, tersaji di hadapan saya sepiring bakmi rebus dengan kuahnya yang melimpah, juga ditemani piring lain  dengan ukuran lebih kecil yang berisi kerupuk. Taburan bawang goreng, potongan tomat, irisan daun bawang dan kol, serta suwiran daging ayam melengkapi hidangan untaian mi berwarna kuning tersebut. Tak lupa juga telur ayam dipecahkan dan dicampurkan acak ke dalam sajian bakmi Jogja ini. Saya mulai menyendok kuah yang tampak panas dengan uapnya yang mengepul. Meniupnya perlahan dan menyuapkannya ke dalam mulut. Permukaan lidah saya disapa oleh sebentuk rasa gurih-sedap yang ditawarkan oleh kuah dari bakmi rebus ini. Ada rasa asin yang tidak berlebihan yang bisa saya kecap. Selanjutnya saya mulai menyuapkan menu utamanya: bakmi itu sendiri. Mi nya terasa liat, bentuknya yang bulat kecil terasa pas saat dikunyah, dan dimakan bersama pelengkap lain seperti daging ayam dan daun bawang menambah kegurihan bakmi ini. Sungguh sajian yang mantap dinikmati sambil menghangatkan badan. 

 

Arang, kunci rahasia si bakmi Jogja

Ketika saya menoleh ke gerobak di samping saya dan memperhatikan cara memasak makanan ini, saya mendapati wajan dan tungku arang digunakan sebagai alat mengolahnya. Sepertinya hal ini juga turut membuat bakmi yang saya santap menjadi lebih sedap dan memiliki rasa yang khas. Memasak menggunakan arang memiliki kelebihan yaitu menjaga keaslian cita rasa dan aroma dari bahan-bahan dasar yang digunakan dalam memasak.

  


Seporsi besar Bakmi Godog Jogja yang mengenyangkan dengan kerupuk sebagai peneman dihargai sejumlah Rp 12.000, dan juga minuman hangat teh manis senilai Rp 3.000. Saya pun meninggalkan tempat tersebut dengan perut kenyang dan puas, tak menyesal jika hari ini tidak jadi menyantap tahu tek. :)


dinoy