Saturday, November 24, 2012

Traveling: Short Trip vs Long Trip

inspireblogger.com


(disclaimer: artikel ini murni pendapat pribadi dan hasil berbincang-bincang dengan beberapa teman traveler.. tapi jika sempat suatu saat akan diperkuat pula dengan riset). :)

Jika dirunut menurut periode waktu lama melakukan perjalanan, maka traveling bisa juga dikategorikan menjadi long trip dan short trip

Long trip adalah perjalanan yang membutuhkan waktu setidaknya seminggu atau lebih, sedangkan kebalikannya short trip biasanya cukup beberapa hari saja, kurang dari seminggu.

Secara pribadi, selama ini saya menggunakan metode short trip, di mana paling lama saya melakukan perjalanan adalah selama empat hari, biasanya sih maksimal ke dua kota. Beberapa contohnya adalah ke Kuala Lumpur & Singapore (4 hari), Balikpapan (4 hari), atau ke Dieng (3 hari). Dan karena sering menggunakan metode ini, maka saya akan coba menganalisa sisi-sisi short trip terlebih dahulu, enak-nggak enaknya.

Well, alasan saya memilih short trip sih simpel saja, karena masalah keterbatasan cuti dan juga dana. Selama ini saya belum berani meninggalkan pekerjaan di kantor terlalu lama, maka paling banyak saya pernah mengambil cuti dalam sekali adalah dua hari dan biasanya dimepetin dengan akhir pekan atau tanggal merah, jadi bisa agak lamaan travelingnya. Sisi enaknya short trip adalah kita nggak perlu menyiapkan dana terlalu banyak sebagai bekal, dan dalam setahun kita bisa membagi-bagi waktu jalan-jalan kita untuk beberapa bulan ke beberapa kota atau negara berbeda. Cara yang cukup efektif untuk mengusir kejenuhan bagi pekerja penuh waktu di kantor seperti saya. :) 

Untuk tahun ini sendiri saja, saya sudah melakukan beberapa short trip berbeda di beberapa bulan, yaitu: Kuala Lumpur & Singapore (Maret, 4 hari), Balikpapan (Mei, 4 hari), Ujung Genteng (Juli, 3 hari), Bandung (Agustus, 2 hari), dan Dieng Plateau (November,3 hari). Saya sih cukup puas dengan perjalanan-perjalanan tersebut, sebagai sarana refreshing. Dari sisi nggak enaknya, short trip membuat kita harus pintar-pintar memadatkan waktu dan kegiatan jalan-jalan. Kesempatan untuk bergaul dengan penduduk lokal pastinya ada, tapi terbatas karena kita dituntut untuk segera melangkahkan kaki ke tujuan berikutnya. Rata-rata dari kita pasti nggak mau kan menyia-nyiakan waktu pergi ke tempat yang baru (dan jauh) tapi melewatkan banyak spot penting? Nah, di sinilah kejelian kita untuk mengatur waktu short trip kita. :) Dari sisi dana, memang lebih hemat masalah uang saku, tapi untuk transportasi juga harus jeli. Jika short trip kita lakukan saat akhir pekan, biasanya sih harganya lebih mahal. Ya, bisa disiasati juga sih dengan cara hunting tiket promo. :)

Mari bicara tentang long trip. Saya memang belum pernah melakukannya, tapi suatu hari saya akan mencobanya. Tahun depan sebenarnya saya sempat terpikir untuk melakukan itu, tapi entahlah, saat memikirkan saya harus mengajukan cuti 4 hari berturut-turut, rasanya langsung ciut, haha! Ya, mungkin suatu saat nanti. Jujur saja, metode long trip susah dilakukan oleh pekerja kantoran penuh waktu. Biasanya perusahaan menerapkan jatah hari cuti maksimal yang bisa diambil dalam sekali pengajuan cuti. Tapi saya dengar teman pernah bercerita bahwa untuk melakukan long trip, dia rela mengambil unpaid leave, alias cuti dengan risiko potong gaji (kalau kondisinya jatah cutinya sudah habis). Yang ini memang kondisional sekali ya, kebijakan tiap perusahaan kan berbeda. :) Enaknya long trip, tentu saja kebalikan dari short trip, kita bisa lebih banyak mengeksplorasi beberapa kawasan sekaligus, plus kesempatan untuk membaur dengan budaya lokal juga lebih luas. Dari sisi dana, beberapa keuntungan long trip adalah bisa menghemat biaya tiket pesawat yang lebih murah kalau weekday, atau perjalanan antar negara bisa dilakukan dengan perjalanan darat karena waktunya yang panjang (contoh: Malaysia - Thailand). Tapi tentu saja uang saku yang disiapkan juga lebih banyak daripada short trip, ya. Kelemahannya, jika kamu bermasalah dengan kondisi waktu dan uang, maka dalam setahun ya tidak bisa sering-sering melakukan long trip, mungkin kalau ditotal hanya 1-2 kali bepergian saja, yang mana sekalinya pergi bisa langsung dua minggu atau lebih. :)

Ya, short trip atau long trip, masing-masing punya keasyikannya sendiri, tinggal disesuaikan saja dengan tujuan dan kemampuan kita. Jika tujuanmu adalah sekadar refreshing dan ingin melakukannya rutin, menurut saya short trip adalah pilihan yang pas. Tapi kalau kamu benar-benar ingin menyelami menjadi seorang pejalan dengan mengenal betul kebudayaan setempat dan berdiam diri lama, long trip adalah jawabannya. :)

Ada pendapat lain mungkin? Feel free to share with me :)

dinoy

Wednesday, November 21, 2012

Jadwal Traveling 2013




Wooppss! Gara-gara ajakan teman dan juga promo tiket pesawat super murah, saya jadinya kalap membeli beberapa tiket untuk rute penerbangan berbeda di tahun 2013. Dan tujuan saya membagikan di sini bukan berniat pamer, tapi lebih ingin berbagi saja kalau bisa banget dapat tiket dengan harga murah ke destinasi-destinasi jauh. Dan siapa tahu, ada dari antara kalian yang mau join traveling bareng saya?? Yuk, mariii ... ^^
  • 24 - 27 Januari 2013: Padang + Bukittinggi >> beli tiket Mandala seharga Rp 839.800 rute Jkt-Pdg-Jkt
  • 31 Januari - 04 Februari 2013: Surabaya + Bali (rencananya Ubud) >> beli tiket Mandala seharga Rp 120.400 untuk rute: Jkt-Sby-Dps-Sby-Jkt. 
  • 02 - 04 Maret 2013: Surabaya (ehm, yang ini lebih ke pulang, ya ^^) >> beli tiket Mandala seharga Rp 30.100 untuk rute Jkt-Sby-Jkt.
  • 24 - 26 Mei 2013: Yogyakarta untuk mengikuti peringatan Waisak, tapi belum beli tiket, hihii..
  • 05 - 08 Juni 2013: Makassar + Toraja. >> beli tiket Air Asia seharga Rp 148.400 rute Jkt - Mks - Jkt
  • 03 - 06 Oktober 2013: Manila + Cebu Filipina >> beli tiket Cebu Pacific Air total seharga Rp 867.633,9 untuk rute Jkt - Manila - Cebu - Manila - Jkt.
Nah! Itu dia jadwal traveling saya.. untuk beberapa rute harganya lumayan kampret, kan? Hahaha!! Mudah-mudahan kalau nggak ada aral melintang saya jadi berkunjung ke destinasi-destinasi tersebut. ^^

Dan ngomong-ngomong sering ada yang tanya sama saya, gimana sih bisa tahu info tiket-tiket muree begitu?? Well, sebenernya bukan hal yang luar biasa karena banyak yang lebih cepet tahu daripada saya. Tapi kalo tips saya:
  • Bikin akun di beberapa web maskapai penerbangan jadi dapat email updatenya.
  • Follow akun media sosial mereka seperti twitter dan facebook.
  • Join dengan komunitas traveler.. yang ini ampuh banget karena kalau lagi nggak online internet, saya sering banget dapat informasi dari teman-teman ciamik ini lewat grup bbm or whatsapp.! Hahaha!!
So, kalau kamu tahun depan mau ke mana ajaa?? 

Happy traveling, yaa ^^


dinoy

Saturday, November 10, 2012

Roti Bakar Eddy Cokelat-Keju Tabur Keju .. Enaknya,, BAHAYA JENDERAL!!

Aah, akhirnya setelah dulu sempat ingin mencicipi Roti Bakar Eddy yang terkenal ini, semalam bisa juga keturutan! Bareng-bareng sama tiga orang teman, saya mendatangi warung tenda yang berada di kawasan di belakang kampus Al-Azhar. Ini adalah Roti Bakar Eddy yang pusatnya, yang ada di blok M. Fyi, Roti Bakar Eddy buka cabang juga di beberapa mall dan juga ada di Bandung, lho!

Di kawasan ini berderet beberapa warung tenda, tidak hanya milik Roti Bakar Eddy. Waktu sudah menunjukkan sekitar pukul sebelas malam saat kami datang, tapi suasana masih tampak ramai, terutama oleh anak-anak muda usia kuliahan. Kami mulai mengamati daftar menu yang disediakan. Ini penampakan menunya. Maaf ya gelap, foto malam-malam dan cuma pake blackberry sih, nggak bawa kamera. :D


Karena penasaran dengan roti bakarnya yang kondang itu, tentu saja mata saya fokus pada menu roti bakar. Varian rasa yang ditawarkan: keju, kacang, cokelat, pisang, telor, dan kornet. Dan sebagai pecinta cokelat dan keju, saya pun memilih roti bakar cokelat-keju. Sembari menunggu teman-teman lain memutuskan menu pesanan, saya melihat-lihat gambar di menunya. Eh, apa nih 'Burju'.. foto roti bakar dengan taburan keju yang AMAT melimpah. Jadi ngiler, nih. Apalagi setelah saya perhatikan, ada cokelat juga di dalamnya. Oh, jadi maksudnya saya bisa memilih menu burju yang berarti ada taburan keju parut ekstra di roti bakar saya. Baiklah, saya pesan itu! *buru-buru menambahkan tulisan burju di belakang menu roti bakar cokelat-keju pesanan saya* Minumnya, teh tawar hangat saja, sudah banyak kalori menumpuk nih! *evil grin*

Sambil menunggu pesanan datang, kami ngobrol-ngobrol. Saya memerhatikan suasana sekitar. Pengamen datang menghampiri meja kami, namun kami menolak secara halus. Dan sekitar lima belas menit kemudian, pesanan saya yang hanya seharga Rp 10.000 ini datang juga. 

Huwooowwhh!! Embel-embel 'burju' nya benar-benar nggak berlebihan, deh. Coba lihat aja, rotinya sampai hampir nggak terlihat gini karena terselimuti taburan keju parut. Duh, nggak sabar segera mencicipinya, deh!


Penasaran dengan isi di dalamnya, saya membalikkan roti bagian dalam. Dan terlihatlah cokelat meses yang melekat penuh di permukaan roti. Glek, makin ngiler deh.. Duh, lagi-lagi maaf ya kalau gambarnya gelap gini..


Akhirnya saya mulai menyuapkan potongan roti cokelat-keju ini ke dalam mulut saya. Roti kasur yang dibuat sendiri oleh pemiliknya ini kerasa banget kalau sudah dibakar dengan pas. Kress! Garingnya terasa menyenangkan di mulut saya. Kejunya terasa lembut dan gurih, lalu rasa manis saya peroleh dari cokelatnya.

Hmmm... Nyuuumm... Ehemmmm... Enaknyaaaa... BAHAYA, JENDERAL!!

Kamu harus benar-benar menyukai keju kalau memesan menu 'burju', karena kalau nggak, kamu akan merasa enek dengan keju yang berlebihan ini. Saya sempat merasakannya, sebentar saja, karena setitik rasa enek itu jauh terkalahkan oleh keenakan yang saya rasakan saat mengunyah dan mengecap roti bakar cokelat-keju ini. 

Aduh, rasanya saya jadi pengen sering-sering ke sini, deh. Roti bakar cokelat-keju (burju) + teh tawar hangat, total hanya seharga Rp 12.000. Saya kenyang, senang, sekaligus merasa berdosa telah menumpuk kalori tengah malam. Hahahaa!!




Monday, November 5, 2012

Sneak Peek of Dieng Trip

Bagi saya, selalu ada cerita tersendiri setiap saya usai melakukan suatu perjalanan. Kapasitas otak saya terbatas untuk mengingat setiap pengalaman berharga saya, maka di sinilah saya mendokumentasikannya. Akhir pekan lalu (2-4 November 2012), saya melakukan perjalanan ke Dieng, Wonosobo - Jawa Tengah. Ada beberapa hal yang ingin saya ceritakan ..


Pengalaman pertama saya menjadi peserta trip organizer .. menikmati alam indah di dataran tertinggi kedua di dunia ini .. hingga tersengal-sengal mendaki Gunung Sikunir untuk menikmati pemandangan matahari terbit di pagi hari. Saya bersyukur ada teman-teman baru yang bersedia menjadi penopang dan penyemangat saya. Karena jika saya sendiri, saya yakin dengan mudahnya saya akan lebih memilih menyerah dan duduk saja di pinggir tanjakan. 



Saya akan menceritakan semuanya, tapi nanti. Untuk sementara, biarlah artikel pendek dan cuplikan beberapa foto ini menjadi semacam sneak peek untuk cerita lengkap saya, nanti. ;)








dinoy

Thursday, November 1, 2012

Beli Tiket Kereta Api Semakin Mudah dan Efisien


ilustrasi kereta api, source: pedomannews.com

Naik kereta api, tut.. tut.. tut..
Sii~apa hendak turut..
Ke Bandung.. Surabaya..
Bolehlah naik dengan percumaa~
Ayo kawanku lekas naiii~k..
K'retaku tak berhenti lama~
(lagu anak-anak yang belum diketahui penggubahnya)

Ada beberapa persoalan yang saya temukan di dalam lagu anak-anak tersebut. Pertama, dari dulu sampai sekarang masih penasaran kenapa disebut kereta api, padahal nggak kelihatan apinya. Kedua, naik dengan 'percuma' ? Maksudnya apaa? Ngapain naik kereta kalau jadinya sia-sia? Atau maksudnya percuma tuh gratis, diambil dari bahasa melayu? Wah kalau iya, hati-hati ditangkap sama petugas kereta tuh. Terakhir, naik kereta kok diburu-buru, memangnya bisa naik sembarangan? Memangnya ini metromini? Wew... *emot emosi*

Okay, lupakan kegalauan saya tentang lagu anak-anak tersebut, karena bukan itu pokok permasalahan yang ingin saya bahas di artikel saya kali ini. BUKAN!! *emot muka datar* Yang ingin saya bagi adalah bahwa mulai beberapa bulan belakangan membeli tiket kereta api menjadi semakin mudah dan praktis untuk dilakukan. Well, mundur ke beberapa tahun lampau. Semenjak saya merantau di Jakarta dari tahun 2008, kereta adalah moda transportasi yang sering saya gunakan untuk bertolak pulang ke haribaan rumah saya di Jawa Timur. Kereta Api Gumarang kelas bisnis tujuan Surabaya, lebih tepatnya. Dan biasanya saya harus datang ke stasiun untuk melakukan proses pembelian secara manual dan tak jarang, saya harus mengalami antre yang panjang, apalagi jika membeli untuk periode lebaran.


ilustrasi antrean pembelian tiket KA, source: bisnis.web.id
Demi mendapatkan selembar tiket yang berharga itu, saya harus datang pagi-pagi betul dan saya ingat di tahun 2009, saya gagal mendapatkan tiket KA untuk mudik lebaran meski sudah dua kali datang pagi. Antreannya luar biasa membeludak, kawan!

Namun PT. Kereta Api Indonesia terus berbenah dalam melayani konsumennya. Pembelian tiket Kereta Api kini bisa dilakukan tanpa harus datang ke stasiun. Sekarang kita bisa lho beli tiket di minimarket seperti Indomaret dan Alfamart. PT. KAI telah bekerja sama dengan dua toko ini untuk melayani pembelian tiket KA. Saya telah membuktikannya sendiri saat beberapa bulan lalu membeli tiket di Indomaret dekat kos. Caranya? Tinggal sebutkan di kasir tiket KA yang kita cari maka mereka akan mengecek ketersediaan dan juga harganya. Saran saya, lebih baik browsing dulu nama KA, lengkap dengan stasiun keberangkatan dan kedatangan, karena kadang-kadang kasirnya suka lelet! Nah, setelah tiket yang kita cari ada, maka mereka akan menanyakan data kita beserta dengan kartu identitas. Lalu kasir akan mencetak bukti pembayaran dan juga semacam voucher untuk ditukarkan dengan tiket di stasiun. Iya, tetap harus datang ke stasiun sih untuk menukarkan tiketnya, dan jangan lupa membawa kartu identitas saat menukar tiket tersebut. Batas penukaran tiket bisa dilakukan hingga satu jam sebelum keberangkatan. Oh ya, biaya administrasi yang dikenakan untuk pembelian di Indomaret adalah Rp 7.500 saja dan waktu itu saya mendapat bonus mie instan dalam gelas. Hihi, lumayan lah.

ilustrasi indomaret, by kompasiana.com

Selain lewat dua toko tersebut, ternyata pemesanan tiket kereta api juga sudah bisa melalui internet lho, sudah sama seperti pesan tiket pesawat terbang, deh. Dan saya sudah mencobanya. Pakai web apa? Sebenarnya pakai web resmi PT. KAI juga bisa, di www.kereta-api.co.id, tapi yang saya sudah lakukan adalah membeli di www.tiket.com. Situs ini semacam one stop shopping untuk bermacam-macam tiket. Tiket pesawat terbang, hotel, kereta api, konser, bahkan film bisa didapat di sini. Beberapa hari lalu saya kembali membeli tiket pulang ke Surabaya untuk periode natal. Standar mengisi data-data seperti pemesanan online tiket pesawat terbang sih, bahkan kita bisa memilih nomor kursi tanpa dikenakan biaya! Keren. 


Setelah selesai melakukan proses pembayaran (bisa dipilih lewat kartu debit atau kartu kredit), kita akan memperoleh voucher dan kode booking seperti di atas. Benar-benar seperti membeli tiket pesawat, kan? Namun tetap, kita perlu menukarnya ke stasiun dengan tiket kereta yang sah seperti ini:


Biaya administrasinya sebenarnya sama, Rp 7.500, namun karena saya membayar dengan kartu kredit, maka total biaya administrasinya adalah tujuh belas ribuan rupiah. Nah, tadi saya coba membandingkan dengan memesan tiket di web resmi PT. KAI. Sebenarnya sama praktisnya, metode pembayaran pun sama dengan tiket.com. Cuma yang saya heran, kenapa biaya administrasinya jadi lebih mahal, ya? Misalnya, saya coba cek pemesanan tiket Argo Parahyangan tujuan Jakarta-Bandung. Harga tiket Rp 80.000, namun total pembayaran dengan metode kartu kredit berbeda. Di kereta-api.co.id bisa mencapai Rp 102.500, sedangkan di tiket.com Rp 92.500. Walah, lumayan banget tuh selisih Rp 10.000! Dan lagi tidak ada pilihan nomor kursi *sigh*

Itu tadi cerita pengalaman saya berkaitan dengan kemudahan pemesanan tiket kereta api. Berguna banget buat kita yang kurang punya waktu untuk ke stasiun langsung, dan takut kehabisan tiket. Tapi kalau waktunya senggang sekalian jalan-jalan, saya sih menyarankan beli langsung di stasiun ya, kecuali untuk peak season seperti lebaran yang antreannya bisa gila-gilaan. Kenapa? Selain tanpa dikenai biaya administrasi, toh kalau kita membeli tiket lewat minimarket atau internet, tetap saja vouchernya harus ditukarkan dengan cara datang ke stasiun, kan? As simple as that. :)

Naik kereta api yuk, nggak bakal 'percuma' deh! ^^


note: berbeda dengan pemesanan tiket pesawat terbang yang bisa dilakukan hingga setahun sebelumnya, maka batas pemesanan tiket kereta api adalah 90 hari alias tiga bulan sebelum keberangkatan. :)
dinoy