Monday, March 31, 2014

[Sekali Lagi Tentang] Berkemas ...



Mari bicara tentang berkemas, sekali lagi.... Biar kumulai dengan mengatakan ini; aku tak pandai berkemas. Karena berapa hari pun aku pergi, tetap saja ranselku akan berbeban berat dan membuncit. Aku tak paham bagaimana mengepak yang baik, pun cara memilih barang-barang yang perlu dan tidak. Rupanya, aku sadar satu problemaku; bahwa aku mengetahui begitu besar rongga yang dimiliki tas punggungku, sehingga aku merasa aman menjejalkan semuanya. Baju bertemu dengan buku, komputer jinjing bersentuhan dengan sepatu, handuk setengah basah dilipat begitu saja dan terbungkus plastik, atau peralatan mandi dan pakaian dalam yang tak memiliki cukup sela. Dan akibatnya, aku akan menanggung buntelan itu dan lama-lama punggungku menjadi lelah. Berbeban berat, tanpa tahu bahwa tak semuanya aku perlukan atau tertata dengan benar.

Lalu, aku menemukan satu pengertian lagi. Karena rupanya demikian pula dengan hati. Bahwa aku sering merasa hatiku cukup luas untuk menampung segala. Aneka rupa kenangan bertumpang-tindih; bergesekan dengan kebahagiaan dan bertukar sapa dengan kemarahan. Aku tak menyadari ketika aku tak dapat mengatur rongga-rongga hatiku, maka selanjutnya aku akan berjalan dengan tertatih. Sebentar tersenyum, sedetik kemudian curiga. Hatiku dipaksa membawa semuanya dengan tidak beraturan. Aku lupa bahwa aku harus mengatur ulang agar ia tidak merasa letih lagi. Aku abai dengan segala peringatan dan tanda yang ia berikan, bahwa ia tak sanggup lagi menampung semuanya dengan berantakan. Alhasil, aku bagaikan pengelana yang membawa hati compang-camping, robek di sana sini, segala isinya berdesakan minta dikeluarkan. Tidak betah. Dan ketika aku sadar semua itu terjadi, aku sudah jatuh terkulai, menangis dengan berbagai sebab, dan menyepelekan segala kebahagiaan yang pernah tercipta.

Aku merasa... menjadi orang paling nahas sedunia. :(

Satu April dua ribu empat belas, menjelang pukul tiga dini hari; dua belas jam sebelum menuju Jakarta.

1 comment: