inspireblogger.com
(disclaimer: artikel ini murni pendapat pribadi dan hasil berbincang-bincang dengan beberapa teman traveler.. tapi jika sempat suatu saat akan diperkuat pula dengan riset). :)
Jika dirunut menurut periode waktu lama melakukan perjalanan, maka traveling bisa juga dikategorikan menjadi long trip dan short trip.
Long trip adalah perjalanan yang membutuhkan waktu setidaknya seminggu atau lebih, sedangkan kebalikannya short trip biasanya cukup beberapa hari saja, kurang dari seminggu.
Secara pribadi, selama ini saya menggunakan metode short trip, di mana paling lama saya melakukan perjalanan adalah selama empat hari, biasanya sih maksimal ke dua kota. Beberapa contohnya adalah ke Kuala Lumpur & Singapore (4 hari), Balikpapan (4 hari), atau ke Dieng (3 hari). Dan karena sering menggunakan metode ini, maka saya akan coba menganalisa sisi-sisi short trip terlebih dahulu, enak-nggak enaknya.
Well, alasan saya memilih short trip sih simpel saja, karena masalah keterbatasan cuti dan juga dana. Selama ini saya belum berani meninggalkan pekerjaan di kantor terlalu lama, maka paling banyak saya pernah mengambil cuti dalam sekali adalah dua hari dan biasanya dimepetin dengan akhir pekan atau tanggal merah, jadi bisa agak lamaan travelingnya. Sisi enaknya short trip adalah kita nggak perlu menyiapkan dana terlalu banyak sebagai bekal, dan dalam setahun kita bisa membagi-bagi waktu jalan-jalan kita untuk beberapa bulan ke beberapa kota atau negara berbeda. Cara yang cukup efektif untuk mengusir kejenuhan bagi pekerja penuh waktu di kantor seperti saya. :)
Untuk tahun ini sendiri saja, saya sudah melakukan beberapa short trip berbeda di beberapa bulan, yaitu: Kuala Lumpur & Singapore (Maret, 4 hari), Balikpapan (Mei, 4 hari), Ujung Genteng (Juli, 3 hari), Bandung (Agustus, 2 hari), dan Dieng Plateau (November,3 hari). Saya sih cukup puas dengan perjalanan-perjalanan tersebut, sebagai sarana refreshing. Dari sisi nggak enaknya, short trip membuat kita harus pintar-pintar memadatkan waktu dan kegiatan jalan-jalan. Kesempatan untuk bergaul dengan penduduk lokal pastinya ada, tapi terbatas karena kita dituntut untuk segera melangkahkan kaki ke tujuan berikutnya. Rata-rata dari kita pasti nggak mau kan menyia-nyiakan waktu pergi ke tempat yang baru (dan jauh) tapi melewatkan banyak spot penting? Nah, di sinilah kejelian kita untuk mengatur waktu short trip kita. :) Dari sisi dana, memang lebih hemat masalah uang saku, tapi untuk transportasi juga harus jeli. Jika short trip kita lakukan saat akhir pekan, biasanya sih harganya lebih mahal. Ya, bisa disiasati juga sih dengan cara hunting tiket promo. :)
Mari bicara tentang long trip. Saya memang belum pernah melakukannya, tapi suatu hari saya akan mencobanya. Tahun depan sebenarnya saya sempat terpikir untuk melakukan itu, tapi entahlah, saat memikirkan saya harus mengajukan cuti 4 hari berturut-turut, rasanya langsung ciut, haha! Ya, mungkin suatu saat nanti. Jujur saja, metode long trip susah dilakukan oleh pekerja kantoran penuh waktu. Biasanya perusahaan menerapkan jatah hari cuti maksimal yang bisa diambil dalam sekali pengajuan cuti. Tapi saya dengar teman pernah bercerita bahwa untuk melakukan long trip, dia rela mengambil unpaid leave, alias cuti dengan risiko potong gaji (kalau kondisinya jatah cutinya sudah habis). Yang ini memang kondisional sekali ya, kebijakan tiap perusahaan kan berbeda. :) Enaknya long trip, tentu saja kebalikan dari short trip, kita bisa lebih banyak mengeksplorasi beberapa kawasan sekaligus, plus kesempatan untuk membaur dengan budaya lokal juga lebih luas. Dari sisi dana, beberapa keuntungan long trip adalah bisa menghemat biaya tiket pesawat yang lebih murah kalau weekday, atau perjalanan antar negara bisa dilakukan dengan perjalanan darat karena waktunya yang panjang (contoh: Malaysia - Thailand). Tapi tentu saja uang saku yang disiapkan juga lebih banyak daripada short trip, ya. Kelemahannya, jika kamu bermasalah dengan kondisi waktu dan uang, maka dalam setahun ya tidak bisa sering-sering melakukan long trip, mungkin kalau ditotal hanya 1-2 kali bepergian saja, yang mana sekalinya pergi bisa langsung dua minggu atau lebih. :)
Ya, short trip atau long trip, masing-masing punya keasyikannya sendiri, tinggal disesuaikan saja dengan tujuan dan kemampuan kita. Jika tujuanmu adalah sekadar refreshing dan ingin melakukannya rutin, menurut saya short trip adalah pilihan yang pas. Tapi kalau kamu benar-benar ingin menyelami menjadi seorang pejalan dengan mengenal betul kebudayaan setempat dan berdiam diri lama, long trip adalah jawabannya. :)
Ada pendapat lain mungkin? Feel free to share with me :)
dinoy