Saturday, July 28, 2012

Jalan-jalan, Menulis, Lalu Dibayar ..




pic from paidonlinewritingjobs.com

Jalan-jalan, menulis, lalu dibayar ..

It sounds like a great idea, right? Dan itu yang terlintas di kepala saya beberapa lama setelah saya menyadari ketertarikan saya terhadap dunia traveling. Lalu apakah saya bisa melakukannya dengan mudah? Ah, pastinya tidak. Saya sempat bertanya kepada kawan saya yang seorang travel writer, bagaimana sih caranya mengirim artikel tentang traveling ? Media cetak mana saja yang sekiranya mau memuat tulisan tentang traveling? Lalu kawan saya ini menuliskan nama beberapa majalah.

Tapi lagi-lagi tidak semudah itu. Saya masih belum memiliki keberanian untuk mengirimkan hasil tulisan perjalanan saya. Pertama, jam terbang saya dalam bepergian masih tidak banyak. Kedua, foto-foto yang saya miliki juga tampaknya tidak terlalu bagus untuk dimuat di dalam majalah. Ah, saya pikir nanti-nanti sajalah. Jika kesempatan itu datang dan saya siap, saya akan menjemputnya!

Adalah Adam dan Susan, pasangan traveler yang menawarkan peluang itu melalui media sosial. Awalnya, saya heran difollow oleh akun twitter @PergiDulu. Ketika melihat hubungan pertemanannya, ternyata mereka adalah follower dari akun @DuaRansel, pasangan traveler yang lebih dulu saya ikuti lini masanya. Karena berkaitan dengan traveling, lalu sayapun memfollow @PergiDulu juga.

Suatu hari, mereka menulis lewat akun twitter mereka, kalau mereka mencari orang yang tertarik untuk menulis di web mereka, dan dibayar. Ya benar, dibayar! Sayapun segera menyambar tawaran itu dengan menyatakan kalau saya tertarik! Bagaimana syaratnya? Kata mereka, mereka mencari tulisan tentang traveling di Indonesia, yang tertarik dipersilakan menghubungi via email.

Saya berpikir, Indonesia? Hm .. Jujur saja, pengalaman saya jalan-jalan di Indonesia yang sekiranya bisa dituliskan sebagai review masih sedikit. Ketika saya mulai ‘serius’ traveling, tujuan pertama saya malah Singapura, lalu Kuala Lumpur, dan Bangkok. Di Indonesia sendiri, saya pernah ke Bali, Bandung, dan beberapa tempat lain, tapi rasanya sudah terlalu lama untuk diulas lagi. Saya mulai agak melupakan tawaran mereka.

Beberapa hari kemudian, mereka menanyakan via pesan langsung di twitter, apakah saya sudah mengirimkan biodata saya via email? Saya bilang belum, karena saya belum sempat. Padahal aslinya sih saya masih bingung, mau menawarkan tulisan seperti apa kepada mereka?? Di sisi lain, saya nggak mau melewatkan kesempatan ini. Saya lalu teringat, eh, bukannya Mei ini saya berencana pergi ke Balikpapan? Kunjungan pertama saya ke Pulau Kalimantan, bahkan saya sudah memesan tiketnya pulang-pergi. Ah! Saya lantas mengirimkan email kepada mereka, dan mengatakan kalau saya berencana berlibur di Balikpapan selama empat hari. Mungkin saya bisa menuliskan beberapa artikel tentang tempat-tempat yang saya kunjungi di Balikpapan ..

Adam dengan baiknya menjelaskan kepada saya, kesepakatan-kesepakatan yang akan terjalin di antara kami kalau saya setuju menulis untuk PergiDulu.com. Dia juga memberitahu saya nominal yang saya terima tiap artikel. Singkat cerita, saya menyetujuinya. Dan melalui balas berbalas email, terjadilah kesepakatan saya menulis untuk mereka.

Sepulang saya dari Balikpapan, beberapa hari setelahnya saya segera menyusun outline. Dari outline yang saya buat itu, ada sepuluh cerita yang saya ajukan. Tapi dalam perkembangannya, hanya enam cerita yang tereksekusi. Saya beruntung mengenal pasangan yang melangsungkan pernikahan di Pulau Dewata ini. Selain baik, mereka juga sabar. Saat memberikan artikel pertama, mereka memberikan input untuk tulisan saya, hal-hal apa yang perlu diperbaiki, ditambah, atau dieliminir. Mereka juga sabar mengingatkan ketika saya mulai ‘menghilang’. Maklum saja, secara saya bukan murni seorang penulis dan sebagai pekerja kantoran, saya tidak dapat lancar menulis secara mingguan. Kadang-kadang malah ketika sudah dipanggil-panggil oleh Adam, inspirasi itu datang begitu saja saat jam kantor, dan saya mulai menulis, haha –tentunya saat tidak ada kerjaan.

Untuk sementara saya cukup puas dengan enam tulisan saya yang dipublikasikan di PergiDulu.com. Saya rasa review yang saya tulis tentang tempat-tempat di Balikpapan sudah cukup informatif. Tapi untuk menyebut diri saya sebagai seorang travel writer, masih jauuuh jalannya, hahaa. Masih banyak yang harus diperbaiki dan dikembangkan dalam tulisan saya. Saya juga bersyukur punya teman yang mau memberikan waktunya untuk membaca dan mengedit tulisan saya. Saya ingat, saat menerima beberapa artikel awal, Lia -teman yang juga seorang penulis, banyak memberi komentar dan editan di sana sini. Kalimat saya terlalu panjang lah, ada penggunaan kata yang tidak tepat lah, tapi masukan-masukan ini benar-benar berguna. Namun sekitar tiga artikel terakhir, dia sudah tidak banyak berkomentar karena menurutnya sudah baik. Yippieee!! Inilah hal yang saya sukai saat saya memperoleh tawaran menulis untuk pihak lain: Ada orang lain yang menilai kelayakan tulisan saya untuk dibaca publik. Buat saya hal itu lebih berharga nilainya dibandingkan nominal uang yang saya terima.

Jadi, untuk kamu yang menyukai traveling dan juga menulis, mulailah mencoba untuk menulis perjalananmu. Pertama-tama, tuangkan di blog pribadi – seperti yang sudah saya lakukan. Selanjutnya, mulai awas dengan setiap kesempatan yang datang. Ketika kamu sudah terbiasa menulis dan kesempatan untuk menulis bagi pihak lain itu datang, setidaknya kamu sudah setengah siap. Tinggal menyiapkan diri untuk berkomitmen menulis lebih rutin, dan bersedia dikritik untuk setiap tulisan yang diajukan. Dan apalagi kalau dapat bonus berupa uang, lebih senang lagi bukan? Saya ingat beberapa hari lalu, Adam memberitahu saya tentang proses pembayaran, lalu Susan mentransfer sejumlah uang sesuai jumlah artikel yang saya kirim. Tanggal tua, dapat bayaran di luar pendapatan utama. Menyenangkan, bukan?

Happy traveling and… happy writing!! ^^ 

dinoy

Friday, July 27, 2012

I said Hello to Balikpapan


pic from http://kikydarmawan.student.umm.ac.id/balikpapan/

Ini adalah rangkuman pengalaman saya selama melakukan perjalanan empat hari di Balikpapan, yaitu pada tgl 17-20 Mei 2012, ke tempat seorang kawan semasa kuliah. 

Review saya tentang beberapa tempat di kota yang terkenal bersih dan menjadi langganan penerima penghargaan Adipura ini dimuat di www.pergidulu.com.Saya berterima kasih kepada pasangan Adam & Susan yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menayangkan tulisan-tulisan perjalanan saya di web milik mereka. Setiap saran dan kritik yang diberikan telah membantu saya mengembangkan cara menulis saya ..

Jadi inilah tautan-tautan berisi cerita saya di Balikpapan ..
Balikpapan: Pesona Wisata Kalimantan Timur - 27 Mei 2012 -
http://www.pergidulu.com/blog/2012/05/balikpapan-pesona-wisata-kalimantan-timur/


Pantai di Balikpapan - 05 Juni 2012 -
http://www.pergidulu.com/blog/2012/06/pantai-balikpapan/


Oleh-Oleh Khas Kalimantan - Kebun Sayur, Balikpapan - 11 Juni 2012 -
http://www.pergidulu.com/blog/2012/06/oleh-oleh-khas-kalimantan/


Bukit Bangkirai & Canopy Bridge di Balikpapan - 23 Juni 2012 -
http://www.pergidulu.com/blog/2012/06/bukit-bangkirai-balikpapan/


Beruang Madu, Maskot Kota Balikpapan - 02 Juli 2012 -
http://www.pergidulu.com/blog/2012/07/beruang-madu-balikpapan/


Menghabiskan Malam di Balikpapan - 25 Juli 2012 -
http://www.pergidulu.com/blog/2012/07/menghabiskan-malam-di-balikpapan/


Semoga review-review saya tersebut dapat membantu bagi traveler yang hendak ke Balikpapan. :)


dinoy

Wednesday, July 25, 2012

Ode Seorang Pejalan


Aku mendamba meniadakan jarak antara aku dan mereka,
Sekumpulan warga asing yang tahu-tahu menyeruak di depan mataku.
Mereka kutemui dalam perjalananku merayakan diri,
Di sebuah tanah asing dengan bahasa yang tak sanggup kuucap.
Aku ingin membuat satu pemahamanku dengan mereka,
Warga lokal yang melalui senyumnya meniadakan batas-batas antar bahasa.
Melalui senyum dan gerakan tangan mereka menuntunku ke arah yang kutuju,
Membuatku menjadi musafir yang berbahagia.
Bahagia itu sederhana, kata mereka.
Sesederhana kakiku yang melangkah riang menuju satu tempat yang biasa kulihat di buku saja,
Sesederhana mata yang terpuaskan oleh pemandangan-pemandangan yang tak rutin,
Sesederhana jiwaku yang bersorak ketika udara asing menelusup masuk di paru-paruku.
Dan begitulah, saat pulang aku memenuhi ranselku dengan timbunan pengalaman.
Karena pengalaman adalah guru yang berharga kata mereka,
Mengajarkan kita banyak hal tanpa perlu membaca dan menghapal.
Jika dalam perjalanan kamu hanya diberi lelah, maka apalah untungmu?
Namun aku tahu perjalananku tak akan pernah sia-sia,
Sepanjang semesta ini setia menyertai langkahku.

:)


note: i owe @greaceal by her poetry at 

so i can write this 

;)

dinoy

Tuesday, July 17, 2012

Have You Ever ... ?



Have you ever travel away because of someone? To forget, to forgive, or even to find them?


Have you ever travel away to waste the memory but then finding yourself get trapped in it?


Have you ever travel away to deliver your anger, but then finding yourself empty?


Have you ever travel away to chasing your love but then ended broken hearted?


Have you ever travel away to find out about yourself, but ended with you get lost of who you are?


Have you ever travel away for a denial?


Have you ever travel away to distracting the feeling of missing someone ?




I twitted these at July 15th, 2012 @dinoynovita

Saturday, July 14, 2012

Ujung Genteng: The Beauty of The Friendship :)








Gloomy Sky at Cipanarikan Beach

Basically, I’m a loner…

Kalau pernah membaca artikel-artikel awalku di blog ini, aku pernah membahas tentang lebih enak mana traveling sendirian atau rame-rame. Aku suka keduanya, tapi seringkali aku lebih menyenangi kesendirian. Karena aku bisa bebas melakukan apapun, pergi kemanapun, berbicara dengan siapapun orang yang baru kutemui, dan yang terpenting I can get lost all by myself …

Amanda Ratu - Great View

Namun perjalanan singkat minggu lalu (6-8 Juli 2012) menorehkan bekas yang indah di hatiku. Ketika aku mengijinkan diriku membuka hati untuk sekali lagi berpetualang bersama teman-teman baru. Well, I have done like this when in my first backpacking to Singapore, at November 2010, traveling with some new buddies. And last week I did that again, and it was beyond awesome!

Terima kasih buat Achiedz, Ojie, Elly, Harry, dan Hardi. Kebersamaan singkat kita di Ujung Genteng yang riuh menggugahku dari sisi kesendirianku. Pesona alam yang membuatku semakin bersyukur pada kebesaran Sang Pencipta, menjadi semakin lengkap dengan kehadiran kalian di sisiku.

We're in front of a beautiful waterfalls: Curug Cikaso

Hm, apalah artinya tujuh jam melelahkan dalam sebuah kotak berjalan jika di dalamnya ada manusia-manusia yang seru seperti kalian? Yang aku ingat, buku adalah benda wajib yang selalu kubawa untuk menemani perjalananku, tapi kali ini aku sengaja melewatkannya. Melalui kalian aku membaca cerita-cerita seru tanpa perlu direpotkan dengan barisan aksara yang tercetak kaku. Juga alunan lagu yang terus berputar selama perjalanan membuat kotak berjalan itu seperti kamar karaoke. Riuh yang menenangkan !

Pepohonan rindang, air terjun, udara segar, sungai yang jernih, batu karang lucu, pasir pantai yang lembut, dan deru ombak yang menggoda. Aku bisa saja menikmatinya dalam kesendirian. Tapi tentu beda dengan bersama kalian saat itu. Aku bersyukur, persahabatan itu nyata. Aku berterima kasih, rasa sayang itu luas maknanya. Dan itu jugalah yang kudapat lewat traveling singkat kali ini di kawasan Ujung Genteng: rasa sayang melalui persahabatan kita. ;)

Pose at a fascinating Cipanarikan Beach



Traveling is not only about the destination but also whom you’re travel with – @achiedz

Fisherman's boats in Ujung Genteng

Pictures courtesy of @achiedz

Finally, can’t hardly wait for a next trip with much more Dua Ransel Wannabe members, soon! ;)

dinoy