pic from paidonlinewritingjobs.com
Jalan-jalan, menulis, lalu dibayar ..
It sounds like a great idea, right? Dan itu
yang terlintas di kepala saya beberapa lama setelah saya menyadari ketertarikan
saya terhadap dunia traveling. Lalu apakah saya bisa melakukannya dengan mudah?
Ah, pastinya tidak. Saya sempat bertanya kepada kawan saya yang seorang travel writer, bagaimana sih caranya
mengirim artikel tentang traveling ? Media cetak mana saja yang sekiranya mau
memuat tulisan tentang traveling? Lalu kawan saya ini menuliskan nama beberapa
majalah.
Tapi lagi-lagi tidak semudah itu. Saya masih
belum memiliki keberanian untuk mengirimkan hasil tulisan perjalanan saya.
Pertama, jam terbang saya dalam bepergian masih tidak banyak. Kedua, foto-foto
yang saya miliki juga tampaknya tidak terlalu bagus untuk dimuat di dalam
majalah. Ah, saya pikir nanti-nanti sajalah. Jika kesempatan itu datang dan
saya siap, saya akan menjemputnya!
Adalah Adam dan Susan, pasangan traveler yang
menawarkan peluang itu melalui media sosial. Awalnya, saya heran difollow oleh akun twitter @PergiDulu. Ketika melihat hubungan
pertemanannya, ternyata mereka adalah follower
dari akun @DuaRansel, pasangan
traveler yang lebih dulu saya ikuti lini masanya. Karena berkaitan dengan
traveling, lalu sayapun memfollow
@PergiDulu juga.
Suatu hari, mereka menulis lewat akun twitter
mereka, kalau mereka mencari orang yang tertarik untuk menulis di web mereka,
dan dibayar. Ya benar, dibayar! Sayapun segera menyambar tawaran itu dengan menyatakan
kalau saya tertarik! Bagaimana syaratnya? Kata mereka, mereka mencari tulisan
tentang traveling di Indonesia, yang tertarik dipersilakan menghubungi via
email.
Saya berpikir, Indonesia? Hm .. Jujur saja,
pengalaman saya jalan-jalan di Indonesia yang sekiranya bisa dituliskan sebagai
review masih sedikit. Ketika saya mulai ‘serius’ traveling, tujuan pertama saya
malah Singapura, lalu Kuala Lumpur, dan Bangkok. Di Indonesia sendiri, saya
pernah ke Bali, Bandung, dan beberapa tempat lain, tapi rasanya sudah terlalu
lama untuk diulas lagi. Saya mulai agak melupakan tawaran mereka.
Beberapa hari kemudian, mereka menanyakan via
pesan langsung di twitter, apakah saya sudah mengirimkan biodata saya via
email? Saya bilang belum, karena saya belum sempat. Padahal aslinya sih saya
masih bingung, mau menawarkan tulisan seperti apa kepada mereka?? Di sisi lain,
saya nggak mau melewatkan kesempatan ini. Saya lalu teringat, eh, bukannya Mei
ini saya berencana pergi ke Balikpapan? Kunjungan pertama saya ke Pulau
Kalimantan, bahkan saya sudah memesan tiketnya pulang-pergi. Ah! Saya lantas
mengirimkan email kepada mereka, dan mengatakan kalau saya berencana berlibur
di Balikpapan selama empat hari. Mungkin saya bisa menuliskan beberapa artikel
tentang tempat-tempat yang saya kunjungi di Balikpapan ..
Adam dengan baiknya menjelaskan kepada saya, kesepakatan-kesepakatan
yang akan terjalin di antara kami kalau saya setuju menulis untuk PergiDulu.com. Dia juga memberitahu
saya nominal yang saya terima tiap artikel. Singkat cerita, saya menyetujuinya.
Dan melalui balas berbalas email, terjadilah kesepakatan saya menulis untuk mereka.
Sepulang saya dari Balikpapan, beberapa hari
setelahnya saya segera menyusun outline.
Dari outline yang saya buat itu, ada
sepuluh cerita yang saya ajukan. Tapi dalam perkembangannya, hanya enam cerita
yang tereksekusi. Saya beruntung mengenal pasangan yang melangsungkan
pernikahan di Pulau Dewata ini. Selain baik, mereka juga sabar. Saat memberikan
artikel pertama, mereka memberikan input untuk tulisan saya, hal-hal apa yang
perlu diperbaiki, ditambah, atau dieliminir. Mereka juga sabar mengingatkan
ketika saya mulai ‘menghilang’. Maklum saja, secara saya bukan murni seorang
penulis dan sebagai pekerja kantoran, saya tidak dapat lancar menulis secara
mingguan. Kadang-kadang malah ketika sudah dipanggil-panggil oleh Adam,
inspirasi itu datang begitu saja saat jam kantor, dan saya mulai menulis, haha –tentunya
saat tidak ada kerjaan.
Untuk sementara saya cukup puas dengan enam
tulisan saya yang dipublikasikan di PergiDulu.com. Saya rasa review yang saya
tulis tentang tempat-tempat di Balikpapan sudah cukup informatif. Tapi untuk
menyebut diri saya sebagai seorang travel
writer, masih jauuuh jalannya, hahaa. Masih banyak yang harus diperbaiki
dan dikembangkan dalam tulisan saya. Saya juga bersyukur punya teman yang mau
memberikan waktunya untuk membaca dan mengedit tulisan saya. Saya ingat, saat
menerima beberapa artikel awal, Lia -teman yang juga seorang penulis, banyak memberi komentar dan editan di sana
sini. Kalimat saya terlalu panjang lah, ada penggunaan kata yang tidak tepat
lah, tapi masukan-masukan ini benar-benar berguna. Namun sekitar tiga artikel
terakhir, dia sudah tidak banyak berkomentar karena menurutnya sudah baik.
Yippieee!! Inilah hal yang saya sukai saat saya memperoleh tawaran menulis untuk
pihak lain: Ada orang lain yang menilai kelayakan tulisan saya untuk dibaca publik.
Buat saya hal itu lebih berharga nilainya dibandingkan nominal uang yang saya
terima.
Jadi, untuk kamu yang menyukai traveling dan
juga menulis, mulailah mencoba untuk menulis perjalananmu. Pertama-tama,
tuangkan di blog pribadi – seperti yang sudah saya lakukan. Selanjutnya, mulai
awas dengan setiap kesempatan yang datang. Ketika kamu sudah terbiasa menulis
dan kesempatan untuk menulis bagi pihak lain itu datang, setidaknya kamu sudah
setengah siap. Tinggal menyiapkan diri untuk berkomitmen menulis lebih rutin,
dan bersedia dikritik untuk setiap tulisan yang diajukan. Dan apalagi kalau
dapat bonus berupa uang, lebih senang lagi bukan? Saya ingat beberapa hari
lalu, Adam memberitahu saya tentang proses pembayaran, lalu Susan mentransfer
sejumlah uang sesuai jumlah artikel yang saya kirim. Tanggal tua, dapat bayaran
di luar pendapatan utama. Menyenangkan, bukan?
Happy traveling and… happy writing!! ^^
dinoy