Pic
from: annieandre.com
Saya sedang
merasa jenuh, saya tidak dapat menikmati pekerjaan rutin saya yang notabene
telah memberi nafkah bagi kehidupan saya. Terlebih, ketika saya menyadari bahwa
sesungguhnya passion saya ada pada
hal yang jauh berbeda dari profesi saya saat ini. Sejak menyadari bahwa traveling dan writing adalah gairah saya, saya mulai semakin tidak fokus pada
pekerjaan saya setiap hari. Dan tepat di saat saya sedang berpikiran untuk
menggumuli penuh kedua passion
tersebut – salah satunya dengan cara menjadi pejalan penuh waktu – saya membaca
artikel tentang career break yang
ditulis oleh Anida.
Ternyata, career break adalah lumrah terjadi pada
pekerja profesional mana saja setelah mengerjakan hal yang sama setelah
bertahun-tahun. Adanya kejenuhan-kejenuhan yang telah mencapai kulminasi, juga
masalah-masalah pribadi yang mengganggu, membuat kita butuh waktu untuk
berhenti. Setiap orang butuh jeda. Tepatnya, setiap orang layak untuk
mendapatkan waktu perhentian setelah bekerja sepanjang hidupnya. Career break bisa berlangsung satu
bulan, enam bulan, satu tahun, atau bahkan empat tahun. Setiap orang butuh
waktu yang berbeda-beda dengan tujuan dan kegiatan pengisi waktu yang berbeda
pula, bisa untuk pengembangan pribadi, belajar, menjadi volunteer atau untuk mewujudkan mimpi yang tertunda. (Saya ambil
dari http://nonaransel.com/arti-penting-sebuah-career-break/
ada baiknya membaca artikel itu juga sebelum atau setelah membaca keseluruhan
artikel ini^^.)
Dan sebelum saya
memutuskan apakah yang sedang saya alami ini benar-benar memerlukan career break atau sekadar kebosanan yang
membutuhkan istirahat beberapa hari saja, maka saya pun mencoba bertanya
beberapa hal kepada Anida, pelaku career
break itu sendiri. Mari simak apa yang menjadi pertanyaan-pertanyaan saya
dan juga jawaban yang dibagikan oleh Anida. (me in black and Anida in blue). :)
--------
Jadi sebenarnya, waktu kamu memutuskan untuk memulai career break ini, ada peristiwa apa yang mengilhamimu untuk mengambil keputusan ini? Bisa
diceritain detailnya,
misalnya pas sedang ada kejadian apa di kerjaan? Atau terinspirasi sama orang
lain yang sudah duluan mengambil career
break?
Aku mengambil keputusan ini karena merasa stuck. Stuck oleh rutinitas kerja dan stuck oleh beberapa masalah yang
bersifat pribadi. When I said I needed a
break, I needed a break from everything. Aku berencana menceritakan detail
alasannya di buku yang sedang aku tulis :)
Kenapa 14 bulan? Apakah sudah direncanakan dari awal? Atau just go with the flow, kamu merasa cukup untuk saat ini dan
pulang dulu sebelum mempersiapkan rencana selanjutnya?
Ya tidak ada alasan kenapa 14 bulan. Aku berjalan kalau
ingin berjalan dan berhenti kalau ingin berhenti.
Apa saja yang kamu persiapkan saat hendak memulai
perjalanan panjang? Gimana dengan rute, apakah sudah dipersiapkan mau ke mana saja atau kamu hanya menentukan titik awal
perjalanan, selanjutnya diputuskan on the
spot?
Tidak ada persiapan khusus kecuali menyiapkan
barang-barang yang akan dibawa di dalam ransel. Harus yang ringan dan cocok
untuk berbagai keadaan. Untuk rute, titik awal memilih Perth hanya karena ada
tiket promo ke kota itu. Menurut aku kota mana pun sama aja karena sama-sama
belum pernah. Selebihnya ikuti keinginan hati saja.
‘Rasa khawatir itu datang ketika kita
berada di tepi zona nyaman’ (dari
artikel ‘Arti penting sebuah career break’ di nonaransel.com). Ketika kamu melakukan perjalanan panjangmu, pernah enggak suatu hari mengalami rasa khawatir yang
cukup besar dan urgensi? Saat kapan dan lagi di mana tuh? Gimana menyiasatinya?
Yang paling bikin cemas ketika diganggu orang di depan
kantor kedutaan Finlandia di Rabat, Maroko. Udah gagal ketemu orang kedutaan
buat konsultasi visa, yang ada malah diganggu pria-pria hidung belang. Ada
masalah tiket dan kartu kredit juga ketika di bandara Casablanca satu jam
sebelum boarding. Terpaksa beli tiket
baru on the spot kalau mau pulang
saat itu juga. Semua masalah mesti dihadapi dengan tenang, karena pasti ada
jalan keluarnya.
Bicara tentang perjalanan, pasti
bicara juga tentang
manusia-manusia yang kita temui selama dalam perjalanan. Siapa orang asing yang
pernah kamu temui yang
paling menginspirasimu,
dan mungkin malah makin memperkuat keputusanmu mengambil career
break dan long solo traveling
ini?
Susah ya kalau harus ditunjuk siapa yang ‘paling’,
menginspirasi karena semua traveler
punya alasan dan ceritanya masing-masing. Yang pasti dengan bertemu banyak
orang dari berbagai penjuru dunia, aku jadi tahu kalau aku tidak sendirian dan
ini adalah keputusan yang benar. Banyak sekali backpacker atau traveler
yang mengambil keputusan yang sama dan ternyata mereka bisa menikmati hidup
mereka.
Aku baca salah satu ceritamu yang Byron Bay: Kota yang
Menyembuhkan Jiwa. Tapi aku masih penasaran, apa sih sebenarnya yang ditawarkan kota ini hingga
rasanya meninggalkan kesan nyaman bagi jiwa? Lepas dari hal-hal yang sudah kamu sebutkan, seperti hang-gliding, bersepeda mencari danau,
melihat ikan paus, atau ngobrol sama Romain. Apa ada atmosfer dari tempat ini
yang membedakan dengan tempat lainnya? Bagaimana dengan penduduk lokalnya?
Tolong ceritakan, ya. :)
Anida berada di Byron Bay - Australia
Kamu harus kesana sendiri untuk merasakannya, hehe. Bukan
aktivitas seperti bersepeda atau hang-gliding
yang menenangkan jiwa, tapi memang suasana Byron Bay-nya. Semua penduduk lokal
maupun backpacker yang tinggal di
sana sangat rileks, setiap orang menawarkan kreativitas yang unik dan berbeda
di sudut jalan. Banyak toko yang menyediakan bahan-bahan organik atau alat
meditasi. Semua orang bersikap apa adanya dan menikmati keberadaannya di dunia.
Oh ya jadi menurutmu, apa sih ciri-ciri orang yang perlu
career break, apa menurutmu setidaknya dia sudah kerja
berapa tahun dulu gitu? Apa yang jadi pembeda dengan kebosanan sesaat aja yang
bisa diatasi beberapa hari?
Aku sih enggak percaya ada ciri-cirinya ya. When you need a break then you should take a
break. It’s that simple. Perbedaan dengan kebosanan sesaat? Beda banget.
Aku melakukan ini karena aku sangat butuh perubahan. Buat aku ini adalah bagian
dari perjalanan hidupku, bukan sekadar jalan-jalan untuk dipamerkan ke
orang-orang. Di perjalanan ini aku berserah sepenuhnya kemana takdir akan membawaku.
Ada tips enggak untuk membangun komunikasi dengan traveler-traveler asing yang kamu temui? Atau memang dasarnya
karaktermu juga terbuka
jadi juga gampang ngobrol?
Anida bersama para backpacker lain dalam
perayaan Australia Day di Perth - Australia
Kamu harus tahu dulu untuk apa kamu traveling. Untuk melihat-lihat tempat indah kah? Sebagai checklist been there done that kah? Atau
memang mau membuka pikiran dan memperkaya pengalaman? Aku traveling untuk mencari pengalaman dan siap untuk petualangan
apapun. Solo traveler lain pada
umumnya juga memiliki alasan yang sama. Sama seperti aku, setiap traveler pasti senang ngobrol dan
bertukar cerita seru dari belahan dunia lain. Kalau kamu sudah tahu prinsip itu,
semua mudah saja.
Bagi seseorang yang sudah bepergian
jauh selama 14 bulan, menurutmu apa itu definisi ‘rumah’ dan ‘pulang’ ? Ada enggak satu tempat dari sekian banyak
yang sudah kamu
kunjungi yang membuatmu merasa, “this is my home, I feel really
comfort here”. :)
Yang pasti definisi ‘rumah’ sudah bukan lagi berupa wujud
fisik bangunan beratap atau berdinding. Rumah adalah tempat di mana hati kamu
merasa nyaman, dan itu ada di mana saja tidak harus di kota tertentu. Selalu
ada hal yang membuatku nyaman di setiap tempat yang aku kunjungi. That’s the spirit of nomad. Sebagai anak bungsu yang masih single dan berbakti kepada Ayah tercinta,
untuk saat ini istilah ‘pulang’ masih kepada keluarga. Untuk kedepannya, siapa
yang tahu?
--------
Jawaban-jawaban
yang terkesan sederhana, tidak menggurui, namun bagi saya penuh dengan arti.
Saya semakin menyadari bahwa ketika seseorang semakin banyak pergi dan mengenal
belahan dunia lain, semakin tertunduklah hatinya terhadap semesta. Perjalanan
14 bulan yang dilakukan oleh Anida membuatnya melihat banyak hal baru, menemui
banyak pejalan asing lainnya, dan tentunya merasakan banyak pengalaman baru.
Masalah-masalah yang mampir pun membuatnya menjadi lebih tenang dalam menyikapi
dan mencari solusi.
Doing
solo trekking in Waitomo - New Zealand
Anida telah
bekerja selama empat tahun di sebuah perusahaan desain, ketika memutuskan untuk
berhenti dari pekerjaannya di tahun 2011. Setelah berhenti, Anida mulai
melakukan perjalanannya untuk melihat belahan dunia lain. Perjalanannya dimulai
dengan 30 hari menyusuri Australia, berlanjut ke New Zealand, lalu belahan
dunia lain seperti Maroko, Belgia, dan Prancis.
Kini ia sedang
berada bersama keluarganya di Yogyakarta, dan sedang mencoba untuk menuangkan
kisah-kisahnya dalam sebuah buku. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih tentang
hidup Anida dan pengalaman-pengalamannya, dia terbuka untuk dihubungi melalui
akun twitter @nidnod, dan silakan
membaca pula catatan-catatan perjalanannya di web nonaransel.com. :)
[Questions
and answers by email, pictures in Byron Bay,
Perth, and Waitomo are belong to Anida. ^^]