Saya seorang yang gemar sekali berkunjung ke
toko buku. Melihat-lihat buku, membuka dan membaca beberapa bagian bukunya,
merupakan hal yang menyenangkan. Terkadang saya pulang dengan membawa satu atau
dua buku, terkadang tidak sama sekali. Hanya dengan melihat-lihat sudah cukup
puas. Mencermati fenomena setahun belakangan ini, jika saya berkunjung ke toko
buku, mata saya dikenyangkan dengan banyaknya buku-buku traveling yang dipajang. Sudah hampir menyaingi buku novel, ada rak
besar khusus yang memajang tentang buku-buku traveling dari penulis Indonesia, membahas tujuan domestik dan luar
negeri.
Rak khusus buku traveling di
Gramedia Melawai
Pertama kali saya membeli buku traveling karena tertarik ingin membaca
pengalaman-pengalaman seru tentang traveling
ke berbagai tujuan. Buku traveling
pertama yang saya beli adalah ‘The Naked Traveler 1’ yang ditulis oleh Trinity.
Awalnya sih saya penasaran saja sama judul bukunya yang unik. Apalagi saat itu
saya belum tahu sama sekali dengan yang namanya Trinity itu seperti apa. Tapi
saya puas memiliki buku ini. Dari cerita-cerita lepas yang ditulis, saya serasa
diajak ikut serta ke berbagai tempat yang dikunjungi oleh Trinity. Buku yang
nggak ngecap, karena Trinity dengan
lugas menyampaikan apa saja yang ia alami selama berada di tempat tertentu.
Pengalaman menyenangkan ataupun kesan buruk, semua disampaikan tanpa bermaksud
melebih-lebihkan. Sekalipun spesifikasinya bukan buku panduan, tapi tetap
menyelipkan beberapa tips selama berada di kota atau negara tertentu.
Buku traveling pertama yang saya beli-tahun 2009
The
Naked Traveler 3 saya beli di tahun 2011
Dan seiring dengan maraknya istilah backpacking atau traveling hemat, banyak pula bermunculan buku-buku panduan untuk
melakukan perjalanan secara hemat ke suatu daerah tertentu. Buku-buku panduan
ini lebih banyak mengupas tentang perjalanan ke luar negeri. Ya, perjalanan ke
luar negeri yang dulu rasanya hanya bisa dilakukan oleh kalangan ‘orang kaya’,
kini semakin dekat dan semakin terjangkau bagi siapapun juga. Bahkan di judul buku-buku
tersebut mencantumkan secara spesifik
tentang jumlah uang yang dibutuhkan selama kurun waktu tertentu berada di suatu
daerah –tentunya jumlah uang yang dicantumkan juga tidak terlalu besar. Buku
panduan traveling hemat yang pertama
saya beli adalah tentang Singapura oleh Claudia Kaunang (reviewnya di sini).
Saya membeli buku ini di tahun 2010, karena waktu itu saya berencana akan
berwisata ke Singapura ala backpacker
bersama beberapa kawan.
Buku ini memuat banyak info
penting tentang jalan-jalan hemat di Singapura
Setelah backpacking
pertama saya ke Singapura bersama beberapa kawan, selanjutnya saya melakukan solo backpacking ke Bangkok, Thailand.
Dan perjalanan saya banyak terbantu oleh buku panduan hemat keliling Thailand
yang ditulis oleh seorang kawan, Ariyanto. Di buku tersebut banyak ditulis
informasi-informasi mengenai beberapa kota di Thailand, seperti tempat yang
direkomendasikan untuk dikunjungi, kebudayaan-kebudayaan Thailand, do and don’t selama di Thailand, juga kisaran
harga selama traveling di Thailand.
Buku ini mengupas perjalanan
hemat ke beberapa kota di Thailand, salah satunya Bangkok.
Selain dua buku tersebut, saya juga memiliki tiga buku
lain tentang panduan traveling hemat
di beberapa negara, yaitu: Australia (Sonson NS), China Selatan (Ariyanto), dan
Negara Skandinavia (Rossa Indah).
Beberapa contoh lain buku
panduan traveling hemat
Saya memang belum
ada rencana untuk pergi ke negara-negara tersebut dalam waktu
dekat, tapi saya suka mempelajari info-info yang ada di dalamnya, juga
gambar-gambar yang disajikan. Ya, siapa tahu kan suatu saat saya berkesempatan traveling kesana ? :)
Variasi buku traveling
tidak hanya terbatas pada panduan hemat dan praktis, tapi juga tema-tema
lainnya. Tema tentang travelogue juga mulai bermunculan, atau cerita fiksi yang
dibumbui nuansa traveling. Sebut saja travelogue berjudul ‘Life Traveler' milik
Windy Ariestanty yang memukau saya dengan cara bertutur yang apik (reviewnya disini), atau ‘Traveler’s Tale’, fiksi yang ditulis oleh empat penulis dengan
nuansa traveling di beberapa negara di
Asia, Amerika, Eropa, dan Afrika (reviewnya di sini).
Dari dua buku ini saya diajak
jalan-jalan ke banyak tempat dengan nuansa romantisme
Atau mau traveling
karena terpukau dengan hiburan yang disajikan di televisi? Misalnya, tertarik
ke Korea Selatan karena sering melihat drama Korea atau hiburan musik dari
negeri ginseng yang menyajikan latar indah negara tersebut? Sudah tak terhitung
jumlahnya saya melihat buku-buku traveling
ke Korea Selatan yang terpajang di rak toko buku. Baik yang membahas panduan
hemat dan praktis selama di Korea Selatan, atau spesifik membahas jalan-jalan
sambil mengincar tempat-tempat artis Korea kenamaan.
Tanpa bermaksud mengikuti tren, tapi buku traveling Korea yang saya beli pertama
kali adalah ‘Jalan-Jalan Korea’ yang ditulis Andi F. Yahya & Andi Fauziah
Yahya. Saya langsung tertarik membeli buku ini karena buku ini didominasi oleh
foto-foto berwarna yang sangat apik, disamping info-info berkaitan dengan
banyak spot di Korea Selatan yang dikunjungi. Yap, visualisasi yang menarik
adalah salah satu daya tarik utama untuk sebuah buku traveling, yang akan membuat pembaca tertarik untuk berkunjung juga
ke tempat yang dibahas oleh penulis. Selain ‘Jalan-Jalan Korea’, ada satu lagi
buku traveling Korea yang saya
miliki, yaitu berjudul ‘SeoulVivor’ buku yang dikhususkan untuk pecinta K-Pop
dan ditulis oleh Lia Indra Andriana & Tatz. Buku ini membahas pengalaman
unik penulis selama berada di Korea Selatan, khususnya ke tempat-tempat yang
berhubungan dengan entertainment Korea Selatan (reviewnya di sini).
Dua buku yang akan membawa kita
lebih dekat dengan Korea Selatan
Nah, dengan adanya buku-buku traveling yang semakin menjamur, kita akan semakin dimudahkan untuk
melakukan perjalanan ke berbagai tempat di penjuru dunia. Artikel ini memang
membahas buku-buku yang kebanyakan berisi perjalanan ke luar negeri, tapi
sebenarnya traveling domestik juga
sudah banyak dibukukan, kok. Spesifikasinya pun macam-macam, mulai dari wisata
belanja, sampai wisata laut. Dan pada akhirnya, buku-buku traveling ini akan menantang kaki kita untuk lebih banyak melangkah
dan menjajaki tempat-tempat baru untuk mendapatkan berbagai pengalaman seru di banyak
daerah yang berbeda. Let’s go traveling !
:)
dinoy