"Pinten, bu?" tanya saya akan harga makanan yang baru saja saya santap. "Wolungewu, mbak," jawab ramah ibu pemilik depot di depan stasiun besar Madiun. Inilah yang saya sukai tiap membeli makanan dari kota kecil yang santun. Tak khawatir menanyakan harga sebelum makan, karena memang hampir selalu murah. Sepiring nasi rawon yang mengenyangkan dengan daging sapinya yang tidak pelit, plus teh manis hangat, dan saya cukup mengeluarkan uang delapan ribu rupiah. Lalu saya siap menumpangi kereta api menuju perhentian saya selanjutnya: pulang. :)
dinoy
artikel khusus untuk mengikuti #TurnamenFotoPerjalanan ronde kedua dengan tema kuliner,
RAWONNNNN - me like me want me adore
ReplyDelete