Lihatlah bintang di angkasa malam
Biarkan matamu menatap indahnya
Katakanlah pada yang bersinar
Khayalanmu dan mimpimu
Coba pejamkanlah dua matamu
Biarkan cahaya membias di pelupuk
Resapi dan yakinkan dirimu
Harapanmu kan menjelma
(bintang-bintang) berikan cahayamu
(bintang-bintang) taburi kami malam ini
(bintang-bintang) biarkan sinarmu .. uuu
(bintang-bintang) menerangi indahnya cinta
(Bintang-bintang .. lagu yang dipopulerkan oleh Titi DJ)
photo credit: altahira.wordpress.com
Melihat
bintang di Jakarta yang penuh gedung bertingkat dan polusi dari asap knalpot?
Rasanya bagai mimpi di siang bolong, ya? Tapi ternyata, hal ini bisa kita
lakukan jika mengunjungi Planetarium di daerah Cikini, Jakarta Pusat. Tempat
ini berada di satu area dengan bioskop Taman Ismail Marzuki 21 dan Institut
Kesenian Jakarta.
Sabtu
siang, tanggal 15 September 2012, saya berkesempatan mengunjungi tempat ini
bersama dua kawan saya: @achiedz dan @shititsemily .. Sebelumnya saya hanya pernah
mendengar tentang tempat ini, namun belum pernah mengunjunginya. Di bayangan
saya, Planetarium adalah tempat sejenis museum di mana kita bisa meneropong
bintang atau melihat peraga tentang galaksi.
Waktu
sudah menunjukkan pukul satu siang lebih saat kami makan siang di daerah
Menteng, bersama teman kami lainnya, @harry_mdj. Kami sedang menimbang apakah
jadi ke Planetarium dengan waktu yang ada.
"Jadwalnya
sih jam 14.30," ujar Achied.
"Ha?
Udah jam berapa ini? Mending nggak usah lah, cuma bisa sebentar," tukas
saya.
"Ya
cukup lah waktunya, kan tinggal muter sebentar udah sampe TIM," saran
Harry, yang sayangnya nggak bisa bergabung dengan kami untuk acara selanjutnya.
Hari itu memang kami bepergian seharian. Setelah Monas, Museum Nasional,
Planetarium, kami berencana akan melanjutkan berkaraoke dengan teman-teman lain
sampai malam.
Saya
masih nggak mudeng dengan
saran Harry. Karena di bayangan saya, Planetarium tutup sampai jam 14.30 seperti kata
Achied tadi, jadi ya buat apa ke sana kalau cuma bisa mengunjungi sebentar dan
terburu-buru? Tapi saya toh ikut saja dengan rencana teman-teman.
Sekitar
pukul dua kurang kami sampai di Planetarium, Cikini. Nah! Barulah di sini saya paham,
bahwa yang dimaksud Achied tadi adalah jadwal pemutaran film! *tepuk jidat*
Di
dalam ruangan tertempel jadwal pertunjukkan pemutaran film tentang bintang dan
galaksi sebagai berikut:
Selasa sampai dengan hari Jumat : Pukul 16:30
Sabtu, Minggu dan Hari Libur Nasional : 10:00,
11:30, 13:00 dan 14:30
Hari Libur Nasional yang jatuh pada hari Jumat : 10:00, 13:30
dan 16:30
Jadwal tersebut berlaku untuk pengunjung perorangan, dan
harga tiket sebesar Rp 7000 untuk dewasa dan anak-anak seharga Rp 3500.
Kami pun ikut duduk bersama pengunjung-pengunjung lain
menunggu loket dibuka. Sekitar pukul 14.15, loket dibuka dan antrian mulai
berjalan. Untuk satu pertunjukkan dijual tiket sebanyak 300 sesuai dengan
kapasitas ruangan. Di atas loket kami melihat televisi yang menampilkan jumlah
tiket yang tersisa. Hari itu Planetarium dikunjungi banyak orang yang rata-rata
membawa anak-anaknya untuk menyaksikan pertunjukan. Sepertinya hanya kami
bertiga orang dewasa yang sebegitu inginnya menyaksikan pertunjukan ini, tanpa
embel-embel anak kecil di gendongan atau gandengan tangan kami, he he ..
kursi untuk pengunjung di depan loket - photo credit: @achiedz
antrian pembelian tiket dan petunjuk jumlah tiket yang tersedia - photo
credit: @achiedz
Kami masuk ruangan dan duduk manis di kursi yang kami pilih.
Kursi di Planetarium didesain untuk kita dapat merebahkan tubuh, karena film
diputar di layar raksasa di atas kita. Saya duduk di kursi yang sayangnya kurang
baik pengatur sandarannya, sehingga saya tidak bisa dengan enak menyandarkan
tubuh.
suasana di dalam ruang pertunjukan- photo credit: @achiedz
siap-siap nonton pertunjukan bintang - photo credit: @achiedz
Begitu seluruh pengunjung yang telah membeli
tiket dipastikan sudah masuk ke dalam ruangan, lampu mulai dimatikan. Narator
menyambut kami dan menginfokan hal-hal seputar pertunjukan yang akan
berlangsung. Lalu tak perlu menunggu lama, kami dibawa ke suasana malam di mana
bintang-bintang bertaburan dengan sangat banyak. Kami serasa berada di padang
luas tanpa ada bangunan-bangunan angkuh yang seringkali mengaburkan pengertian
kami bahwa pemandangan galaksi amatlah indah.
Dengan suara yang khas -cenderung mellow bikin galau- narator
menjelaskan tentang rasi bintang, matahari, siklus rotasi siang - malam, sampai
jajaran planet menurut update terbaru, di mana Pluto tidak lagi diperhitungkan sebagai
planet. Tak jarang kami dan seluruh pengunjung bertepuk tangan saat disuguhi
pertunjukan keindahan galaksi yang spektakuler. Kami nggak memedulikan bahwa
itu hanyalah sekadar film. Kami membiarkan imajinasi kami melayang seolah-olah
kami sedang menaiki pesawat ulang alik dan melihat pemandangan langit malam di
sekeliling kami ..
"Mari bersiap-siap.. pegang tangan pasangan atau orang
di sebelah anda, karena kita akan segera terbang dengan pesawat ulang-alik .."
begitu kira-kira perkataan narator yang membuat kami mengernyitkan dahi, saling
memandang satu sama lain, lalu tertawa.
"Mas, galau ya mas?" bisik Achied.
Pertunjukan
film tentang tata surya di Planetarium berlangsung sekitar 45 menit. Dan untuk
ukuran pertunjukan seharga Rp 7000, kami merasa sangat puas. Kami bisa rileks
menyandarkan tubuh kami dan membawa imajinasi kami melayang menemui isi tata
surya.
Terbukti
kok, kalau Jakarta nggak melulu tentang mall-mall megah saja yang dijadikan
sarana 'rekreasi' di akhir pekan. Ada museum-museum yang menarik untuk dilihat
seperti Museum Nasional, Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Museum
Fatahillah, dan juga Planetarium yang bagus sebagai sarana pendidikan anak
untuk mengenal penghuni galaksi.
Yuk,
jalan-jalan lihat bintang di Jakarta !
dinoy
Untungnya, nggak ada si Pembuat Novel Generasi 3G di sini. Bisa-bisa galau masal. Hahaha!
ReplyDeleteAkk pengen kesana lagi!
ReplyDeleteTapi dengan pasangan, biar bisa pegangan pas meluncur di galaksi.. #mahakodeuntuksipenulisRasaCinta
:")
*orang ganteng lewat*
ReplyDelete