Thursday, December 15, 2011

It's All About Money ...


Wah, udah sebulan lebih nggak nge posting di traveling blog ku ini. And now im gonna sharing about one of preparation things to traveling abroad. Yap, selain kelengkapan imigrasi yaitu paspor dan visa, tentunya kita juga butuh nyiapin uang asing dong untuk bekal di Negara tempat kita traveling. Misalnya nih, kita udah nyiapin traveling itinerary ke Thailand selama 4 hari, dan dari situ ketahuan kalo kita memerlukan bekal uang sebanyak 2500 Baht, berarti kita juga kudu nuker duit sebanyak itu. Simple sih ya, tapi ada beberapa tips yang mau aku bagiin soal nuker mata uang asing ini :

  1. Beri jarak waktu yang cukup antara tanggal berangkat traveling dengan penukaran uang. Kalau saya biasanya maksimal seminggu sudah harus menukarkan Rupiah dengan uang asing sebanyak yang dibutuhkan, kenapa? Karena berdasarkan pengalaman beberapa kali nuker duit Dollar Singapura, Ringgit Malaysia, dan Baht Thailand, nggak selalu tempat penukaran uang yang dituju punya sejumlah yang saya butuhkan. Jadi kalau waktu nya masih cukup, kita masih bisa ke beberapa money changer untuk memenuhi kebutuhan uang asing kita.
  2. Cek dan bandingkan kurs mata uang asing di beberapa money changer. Yup, meski menukarkan di hari yang sama, tapi belum tentu satu mata uang asing dihargai dengan kurs yang sama lho, di money changer yang berbeda. Pengalaman saya saat menukar baht, di money changer terdekat dihargai Rp 310 untuk 1 baht, tapi saat menelpon money changer lain, kurs nya Rp 298, dan selisihnya lumayan karena waktu itu saya butuh beli 4000 Baht. Lain cerita, sekitar dua minggu lalu saya berniat membeli Ringgit Malaysia. Saya bertanya di salah satu money changer di daerah Blok M, dihargai Rp 3150 untuk 1 RM. Saya nggak langsung beli, tapi saya coba cek di money changer lain yang hanya berjarak beberapa langkah. Eh, dihargai lebih rendah yaitu Rp 2950, selisih Rp 200 tapi lumayan kalau dikalikan sejumlah yang saya beli, yaitu RM 100.
  3. Jangan beli terlalu banyak. Jika sudah yakin dengan itinerary yang disusun, sebaiknya tidak perlu menukarkan mata uang asing terlalu banyak. Karena tahu sendiri kan, kurs beli pasti lebih rendah dibandingkan kurs jual (baca kurs jual/beli nya dari sudut money changer ya, jadi kalau kurs beli berarti money changer nya yang beli uang kita, alias kita yang jual), jadi kalau uang nya masih sisa banyak dan kita mau tukarkan lagi ke Rupiah saat di Indonesia, biasanya kita akan mendapat lebih rendah dari saat kita membeli mata uang asing tersebut. Misalnya, saat ke Kuala Lumpur saya sudah menyusun itinerary dan budget saya untuk tiga hari adalah sebesar RM 150, jadi saya hanya melebihkan sebanyak RM 50 dan membeli sebanyak RM 200 (yang pada akhirnya hanya terpakai sekitar RM 122).
  4. Perlukah membeli Dollar Amerika sebagai back up? Beberapa teman menyarankan sebaiknya beli dolar saja, untuk kemudian ditukarkan dengan mata uang setempat saat sudah tiba disana. Alasannya sih katanya biar bisa lebih untung selisih kurs nya. Tapi saya sih orangnya nggak mau repot, pengennya begitu tiba disana udah enjoy aja sama petualangan saya, sudah nggak mau diributkan lagi masalah nuker-nuker duit. Tapi menurut saya, punya back up dolar ini perlu saat kita pergi ke Negara-negara yang ‘kurang favorite’, yang mata uang nya susah dicari di Indonesia. Atau juga saat kita nggak punya cukup waktu untuk menukarkan uang (poin 1), jadi begitu datang ke money changer terdekat, eh uang yang kita mau lagi nggak tersedia jadi ya beli Dollar Amerika saja.
  5. Mata Uang dengan pecahan besar. Money Changer memang jarang dan hampir nggak pernah menyediakan uang asing dengan pecahan kecil, apalagi koin. Biasanya mereka hanya menyediakan uang kertas dengan pecahan besar. Misal, 50 untuk dolar Singapura, 100 untuk Ringgit Malaysia, dan 1000 untuk Baht Thailand. Jangan khawatir, setibanya disana biasanya para pedagang welcome kok sama pecahan-pecahan besar tersebut. Ya, setidaknya saya nggak diprotes saat membeli SIM Card seharga 100 Baht dan membayar dengan uang 1000 Baht, nggak seperti di minimarket-minimarket di Indonesia yang sedikit-sedikit nanya, “ada uang kecil, nggak?” ;) Nah meskipun begitu, tetap usahakan mendahulukan uang kecil ya saat belanja atau bayar-bayar di Negara asing. Ya, biar gampang saat ada sisa uang dan kita perlu menukarkan kembali ke Rupiah. Saya pernah saat akan menukarkan Uang Kertas Ringgit Malaysia ke Rupiah di salah satu money changer di Plasa Semanggi, ternyata kurs beli nya berdasarkan pecahan uang kita. Jadi RM 50 dihargai Rp 2850, dan dibawah itu dihargai Rp 2800. Jadi bukannya nggak diterima selama itu masih uang kertas, tapi bisa beda kurs nya.

Nah itu tadi beberapa tips yang bisa saya bagikan berdasarkan pengalaman-pengalaman saya. JIka ada yang baca dan ternyata ada tips tambahan mengenai Uang Asing ini, boleh lho ikut kasi komentar. Happy Traveling ^^

4 comments:

  1. Tuker mata uang cuma bs di money changer y?klo di bank bs ga?

    ReplyDelete
  2. sepertinya bisa di bank-bank tertentu,blm pernah coba :)

    ReplyDelete
  3. Bulan Februari 2011 kemarin saya ke Kuala Lumpur, kebetulan saya punya ATM BII, saat tarik tunai sebesar RM 50 di ATM Maybank KL, ratenya kurang lebih selisih Rp 200. Kalau tidak salah ATM BII dapat digunakan di Maybank seluruh SEA tanpa charge.

    ReplyDelete