Showing posts with label Tips. Show all posts
Showing posts with label Tips. Show all posts

Saturday, January 19, 2013

to travel is to take a risk …



 To travel is to take a risk …

from: galleninsurance.com

Tadi siang terjadi perbincangan di grup bbm tentang teman saya yang akan melakukan petualangan ke India. Perjalanannya mengandung risiko, karena saat pulang nanti ia harus berjibaku dengan waktu untuk berpindah antara dua bandara di Malaysia, demi mengejar pesawat pulang ke Jakarta yang memang berbeda maskapai. Mengandung risiko, karena jeda waktu yang ia miliki hanya 2,5 jam, dengan asumsi penerbangan berlangsung tepat waktu!

Beberapa hari ini DKI Jakarta diguyur hujan teramat deras dalam kurun waktu yang lama hingga mengakibatkan banyak daerah terendam banjir parah, bahkan hingga beberapa meter. Akses menuju antar wilayah di provinsi ini pun banyak terhalang, yang terutama menjadi perhatian adalah akses menuju bandara. Hingga membutuhkan kendaraan besar semacam truk untuk mengangkut calon penumpang pesawat terbang menuju bandara. Hal yang tak luput dari perhatian saya, karena saya juga akan melakukan perjalanan udara pada tanggal 24 Januari 2013, lima hari lagi. Tentunya saya berharap keadaan berangsur pulih, namun yang membuat saya berpikir ulang adalah dengan adanya berita bahwa DKI Jakarta ditetapkan dalam kondisi siaga hingga tanggal 27 Januari 2013. Bahkan diperkirakan pada tanggal itu kondisi banjir akan mencapai puncaknya karena laut pasang hingga disebutkan Jakarta dalam kondisi…. tenggelam.

Saya khawatir, tentu saja. Pada tanggal yang dimaksudkan menjadi puncak banjir di Jakarta tersebut, saya malah baru bertolak dari Padang menuju Jakarta, pada malam hari, menjelang tengah malam lebih tepatnya. Apa jadinya jika yang diperkirakan terjadi? Saya tidak bisa membayangkan jika saya harus terisolasi di bandara  dan tidak bisa beranjak menuju kota, kembali ke tempat tinggal saya yang sebenarnya tidak terkena banjir. Saya kan berencana tanggal 28 nya langsung masuk kerja. Apa jadinya kalau saya harus merogoh kocek lebih dalam untuk transportasi menuju kota, padahal uang untuk bekal di Padang saja saya sudah pas-pasan? Haruskah saya membatalkan rencana perjalanan saya?

Selalu ada risiko dalam sebuah perjalanan. Selalu ada tantangan dan hambatan yang akan kita temui setiap kita melakukan perpindahan. Jika ingin memiliki hidup yang tenang-tenang dan tanpa risiko, jalani saja hari-harimu dengan biasa, tanpa perlu melakukan sesuatu yang istimewa. Ini bukan pertama kalinya saya traveling dengan risiko yang menyertai. Saya ingat, Thailand juga sedang dalam kondisi siaga banjir di bulan Oktober 2011 saat saya  berencana melakukan perjalanan ke sana, pada tanggal 14-16 Oktober 2011. Kota tujuan saya adalah Bangkok, dan banyak berita berseliweran tentang kondisi banjir di Bangkok. Banyak tanya melintas apakah kota Bangkok masih aman untuk dikunjungi. Perasaan antusias saya saat hendak melakukan solo traveling ke luar negeri pertama kali pun berubah menjadi khawatir dan gugup. Gugup kalau-kalau diri saya yang ingin tetap melanjutkan rencana ini, akan menemui ganjaran yang tidak baik.

Lalu apa yang saya lakukan? Setiap hari saya terus memantau kabar terkini tentang Bangkok dari media sosial. Hingga akhirnya sumber terpercaya yang ada di Bangkok menyatakan kota itu masih kondusif, maka saya memutuskan untuk tetap berangkat. Hasilnya? Di sana perjalanan saya ke beberapa tujuan memang sering disertai dengan hujan deras, namun syukurlah tidak sampai terjadi banjir parah, hanya jalan yang tergenang sampai batas mata kaki. Perjalanan tersebut pun menjadi salah satu yang saya kenang sampai sekarang, karena pertemuan dengan orang-orang asing yang menyenangkan.

Ada risiko yang diambil dalam sebuah perjalanan. Kenyataannya, hal ini akan membuat kita menjadi semakin pintar dan mawas diri. Risiko ada bukan untuk membuat kita gegabah dan jumawa dengan beranggapan kita pasti bisa melaluinya. Bukan. Menurut saya, risiko tercipta untuk menguji sejauh mana ketangguhan dan ketahanan mental kita. Saya tak akan mengambil suatu risiko jika saya tahu dengan jelas hal tersebut dapat menggugurkan rencana-rencana baik saya. Saya juga tak bisa mengatakan bahwa saya ulung dalam hal menjalani sesuatu yang berisiko. Tapi yang saya lakukan adalah meyakinkan diri saya dengan mengumpulkan setiap informasi yang diperlukan. Sampai suatu daerah dinyatakan benar-benar tertutup, saya rasa masih ada peluang untuk tetap melakukan perjalanan.

Saya tak mau buta dengan risiko, pun tak mau gegabah. Jadi sampai sekarang, saya terus memantau kondisi Jakarta sambil berdoa kota ini segera dipulihkan. Bukan hanya untuk tujuan rencana perjalanan saya, namun lebih-lebih untuk keselamatan kota ini. Kota tempat saya hidup dan meraih mimpi-mimpi saya. Kota yang menjadi penghubung untuk saya dapat menjalani passion saya. Dan saya juga beranggapan, memikirkan hal terburuk yang mungkin terjadi tak melulu menjadi sebuah doa yang jelek, namun agar saya bisa memikirkan antisipasi yang bisa saya lakukan jika hal tersebut terjadi. Toh jika akhirnya hal buruk atau risiko tersebut tidak terjadi, saya sendiri yang merasa lega. Tak ada kata rugi untuk sebuah persiapan antisipasi dini. :)

dinoy

Saturday, November 24, 2012

Traveling: Short Trip vs Long Trip

inspireblogger.com


(disclaimer: artikel ini murni pendapat pribadi dan hasil berbincang-bincang dengan beberapa teman traveler.. tapi jika sempat suatu saat akan diperkuat pula dengan riset). :)

Jika dirunut menurut periode waktu lama melakukan perjalanan, maka traveling bisa juga dikategorikan menjadi long trip dan short trip

Long trip adalah perjalanan yang membutuhkan waktu setidaknya seminggu atau lebih, sedangkan kebalikannya short trip biasanya cukup beberapa hari saja, kurang dari seminggu.

Secara pribadi, selama ini saya menggunakan metode short trip, di mana paling lama saya melakukan perjalanan adalah selama empat hari, biasanya sih maksimal ke dua kota. Beberapa contohnya adalah ke Kuala Lumpur & Singapore (4 hari), Balikpapan (4 hari), atau ke Dieng (3 hari). Dan karena sering menggunakan metode ini, maka saya akan coba menganalisa sisi-sisi short trip terlebih dahulu, enak-nggak enaknya.

Well, alasan saya memilih short trip sih simpel saja, karena masalah keterbatasan cuti dan juga dana. Selama ini saya belum berani meninggalkan pekerjaan di kantor terlalu lama, maka paling banyak saya pernah mengambil cuti dalam sekali adalah dua hari dan biasanya dimepetin dengan akhir pekan atau tanggal merah, jadi bisa agak lamaan travelingnya. Sisi enaknya short trip adalah kita nggak perlu menyiapkan dana terlalu banyak sebagai bekal, dan dalam setahun kita bisa membagi-bagi waktu jalan-jalan kita untuk beberapa bulan ke beberapa kota atau negara berbeda. Cara yang cukup efektif untuk mengusir kejenuhan bagi pekerja penuh waktu di kantor seperti saya. :) 

Untuk tahun ini sendiri saja, saya sudah melakukan beberapa short trip berbeda di beberapa bulan, yaitu: Kuala Lumpur & Singapore (Maret, 4 hari), Balikpapan (Mei, 4 hari), Ujung Genteng (Juli, 3 hari), Bandung (Agustus, 2 hari), dan Dieng Plateau (November,3 hari). Saya sih cukup puas dengan perjalanan-perjalanan tersebut, sebagai sarana refreshing. Dari sisi nggak enaknya, short trip membuat kita harus pintar-pintar memadatkan waktu dan kegiatan jalan-jalan. Kesempatan untuk bergaul dengan penduduk lokal pastinya ada, tapi terbatas karena kita dituntut untuk segera melangkahkan kaki ke tujuan berikutnya. Rata-rata dari kita pasti nggak mau kan menyia-nyiakan waktu pergi ke tempat yang baru (dan jauh) tapi melewatkan banyak spot penting? Nah, di sinilah kejelian kita untuk mengatur waktu short trip kita. :) Dari sisi dana, memang lebih hemat masalah uang saku, tapi untuk transportasi juga harus jeli. Jika short trip kita lakukan saat akhir pekan, biasanya sih harganya lebih mahal. Ya, bisa disiasati juga sih dengan cara hunting tiket promo. :)

Mari bicara tentang long trip. Saya memang belum pernah melakukannya, tapi suatu hari saya akan mencobanya. Tahun depan sebenarnya saya sempat terpikir untuk melakukan itu, tapi entahlah, saat memikirkan saya harus mengajukan cuti 4 hari berturut-turut, rasanya langsung ciut, haha! Ya, mungkin suatu saat nanti. Jujur saja, metode long trip susah dilakukan oleh pekerja kantoran penuh waktu. Biasanya perusahaan menerapkan jatah hari cuti maksimal yang bisa diambil dalam sekali pengajuan cuti. Tapi saya dengar teman pernah bercerita bahwa untuk melakukan long trip, dia rela mengambil unpaid leave, alias cuti dengan risiko potong gaji (kalau kondisinya jatah cutinya sudah habis). Yang ini memang kondisional sekali ya, kebijakan tiap perusahaan kan berbeda. :) Enaknya long trip, tentu saja kebalikan dari short trip, kita bisa lebih banyak mengeksplorasi beberapa kawasan sekaligus, plus kesempatan untuk membaur dengan budaya lokal juga lebih luas. Dari sisi dana, beberapa keuntungan long trip adalah bisa menghemat biaya tiket pesawat yang lebih murah kalau weekday, atau perjalanan antar negara bisa dilakukan dengan perjalanan darat karena waktunya yang panjang (contoh: Malaysia - Thailand). Tapi tentu saja uang saku yang disiapkan juga lebih banyak daripada short trip, ya. Kelemahannya, jika kamu bermasalah dengan kondisi waktu dan uang, maka dalam setahun ya tidak bisa sering-sering melakukan long trip, mungkin kalau ditotal hanya 1-2 kali bepergian saja, yang mana sekalinya pergi bisa langsung dua minggu atau lebih. :)

Ya, short trip atau long trip, masing-masing punya keasyikannya sendiri, tinggal disesuaikan saja dengan tujuan dan kemampuan kita. Jika tujuanmu adalah sekadar refreshing dan ingin melakukannya rutin, menurut saya short trip adalah pilihan yang pas. Tapi kalau kamu benar-benar ingin menyelami menjadi seorang pejalan dengan mengenal betul kebudayaan setempat dan berdiam diri lama, long trip adalah jawabannya. :)

Ada pendapat lain mungkin? Feel free to share with me :)

dinoy

Wednesday, November 21, 2012

Jadwal Traveling 2013




Wooppss! Gara-gara ajakan teman dan juga promo tiket pesawat super murah, saya jadinya kalap membeli beberapa tiket untuk rute penerbangan berbeda di tahun 2013. Dan tujuan saya membagikan di sini bukan berniat pamer, tapi lebih ingin berbagi saja kalau bisa banget dapat tiket dengan harga murah ke destinasi-destinasi jauh. Dan siapa tahu, ada dari antara kalian yang mau join traveling bareng saya?? Yuk, mariii ... ^^
  • 24 - 27 Januari 2013: Padang + Bukittinggi >> beli tiket Mandala seharga Rp 839.800 rute Jkt-Pdg-Jkt
  • 31 Januari - 04 Februari 2013: Surabaya + Bali (rencananya Ubud) >> beli tiket Mandala seharga Rp 120.400 untuk rute: Jkt-Sby-Dps-Sby-Jkt. 
  • 02 - 04 Maret 2013: Surabaya (ehm, yang ini lebih ke pulang, ya ^^) >> beli tiket Mandala seharga Rp 30.100 untuk rute Jkt-Sby-Jkt.
  • 24 - 26 Mei 2013: Yogyakarta untuk mengikuti peringatan Waisak, tapi belum beli tiket, hihii..
  • 05 - 08 Juni 2013: Makassar + Toraja. >> beli tiket Air Asia seharga Rp 148.400 rute Jkt - Mks - Jkt
  • 03 - 06 Oktober 2013: Manila + Cebu Filipina >> beli tiket Cebu Pacific Air total seharga Rp 867.633,9 untuk rute Jkt - Manila - Cebu - Manila - Jkt.
Nah! Itu dia jadwal traveling saya.. untuk beberapa rute harganya lumayan kampret, kan? Hahaha!! Mudah-mudahan kalau nggak ada aral melintang saya jadi berkunjung ke destinasi-destinasi tersebut. ^^

Dan ngomong-ngomong sering ada yang tanya sama saya, gimana sih bisa tahu info tiket-tiket muree begitu?? Well, sebenernya bukan hal yang luar biasa karena banyak yang lebih cepet tahu daripada saya. Tapi kalo tips saya:
  • Bikin akun di beberapa web maskapai penerbangan jadi dapat email updatenya.
  • Follow akun media sosial mereka seperti twitter dan facebook.
  • Join dengan komunitas traveler.. yang ini ampuh banget karena kalau lagi nggak online internet, saya sering banget dapat informasi dari teman-teman ciamik ini lewat grup bbm or whatsapp.! Hahaha!!
So, kalau kamu tahun depan mau ke mana ajaa?? 

Happy traveling, yaa ^^


dinoy

Saturday, July 28, 2012

Jalan-jalan, Menulis, Lalu Dibayar ..




pic from paidonlinewritingjobs.com

Jalan-jalan, menulis, lalu dibayar ..

It sounds like a great idea, right? Dan itu yang terlintas di kepala saya beberapa lama setelah saya menyadari ketertarikan saya terhadap dunia traveling. Lalu apakah saya bisa melakukannya dengan mudah? Ah, pastinya tidak. Saya sempat bertanya kepada kawan saya yang seorang travel writer, bagaimana sih caranya mengirim artikel tentang traveling ? Media cetak mana saja yang sekiranya mau memuat tulisan tentang traveling? Lalu kawan saya ini menuliskan nama beberapa majalah.

Tapi lagi-lagi tidak semudah itu. Saya masih belum memiliki keberanian untuk mengirimkan hasil tulisan perjalanan saya. Pertama, jam terbang saya dalam bepergian masih tidak banyak. Kedua, foto-foto yang saya miliki juga tampaknya tidak terlalu bagus untuk dimuat di dalam majalah. Ah, saya pikir nanti-nanti sajalah. Jika kesempatan itu datang dan saya siap, saya akan menjemputnya!

Adalah Adam dan Susan, pasangan traveler yang menawarkan peluang itu melalui media sosial. Awalnya, saya heran difollow oleh akun twitter @PergiDulu. Ketika melihat hubungan pertemanannya, ternyata mereka adalah follower dari akun @DuaRansel, pasangan traveler yang lebih dulu saya ikuti lini masanya. Karena berkaitan dengan traveling, lalu sayapun memfollow @PergiDulu juga.

Suatu hari, mereka menulis lewat akun twitter mereka, kalau mereka mencari orang yang tertarik untuk menulis di web mereka, dan dibayar. Ya benar, dibayar! Sayapun segera menyambar tawaran itu dengan menyatakan kalau saya tertarik! Bagaimana syaratnya? Kata mereka, mereka mencari tulisan tentang traveling di Indonesia, yang tertarik dipersilakan menghubungi via email.

Saya berpikir, Indonesia? Hm .. Jujur saja, pengalaman saya jalan-jalan di Indonesia yang sekiranya bisa dituliskan sebagai review masih sedikit. Ketika saya mulai ‘serius’ traveling, tujuan pertama saya malah Singapura, lalu Kuala Lumpur, dan Bangkok. Di Indonesia sendiri, saya pernah ke Bali, Bandung, dan beberapa tempat lain, tapi rasanya sudah terlalu lama untuk diulas lagi. Saya mulai agak melupakan tawaran mereka.

Beberapa hari kemudian, mereka menanyakan via pesan langsung di twitter, apakah saya sudah mengirimkan biodata saya via email? Saya bilang belum, karena saya belum sempat. Padahal aslinya sih saya masih bingung, mau menawarkan tulisan seperti apa kepada mereka?? Di sisi lain, saya nggak mau melewatkan kesempatan ini. Saya lalu teringat, eh, bukannya Mei ini saya berencana pergi ke Balikpapan? Kunjungan pertama saya ke Pulau Kalimantan, bahkan saya sudah memesan tiketnya pulang-pergi. Ah! Saya lantas mengirimkan email kepada mereka, dan mengatakan kalau saya berencana berlibur di Balikpapan selama empat hari. Mungkin saya bisa menuliskan beberapa artikel tentang tempat-tempat yang saya kunjungi di Balikpapan ..

Adam dengan baiknya menjelaskan kepada saya, kesepakatan-kesepakatan yang akan terjalin di antara kami kalau saya setuju menulis untuk PergiDulu.com. Dia juga memberitahu saya nominal yang saya terima tiap artikel. Singkat cerita, saya menyetujuinya. Dan melalui balas berbalas email, terjadilah kesepakatan saya menulis untuk mereka.

Sepulang saya dari Balikpapan, beberapa hari setelahnya saya segera menyusun outline. Dari outline yang saya buat itu, ada sepuluh cerita yang saya ajukan. Tapi dalam perkembangannya, hanya enam cerita yang tereksekusi. Saya beruntung mengenal pasangan yang melangsungkan pernikahan di Pulau Dewata ini. Selain baik, mereka juga sabar. Saat memberikan artikel pertama, mereka memberikan input untuk tulisan saya, hal-hal apa yang perlu diperbaiki, ditambah, atau dieliminir. Mereka juga sabar mengingatkan ketika saya mulai ‘menghilang’. Maklum saja, secara saya bukan murni seorang penulis dan sebagai pekerja kantoran, saya tidak dapat lancar menulis secara mingguan. Kadang-kadang malah ketika sudah dipanggil-panggil oleh Adam, inspirasi itu datang begitu saja saat jam kantor, dan saya mulai menulis, haha –tentunya saat tidak ada kerjaan.

Untuk sementara saya cukup puas dengan enam tulisan saya yang dipublikasikan di PergiDulu.com. Saya rasa review yang saya tulis tentang tempat-tempat di Balikpapan sudah cukup informatif. Tapi untuk menyebut diri saya sebagai seorang travel writer, masih jauuuh jalannya, hahaa. Masih banyak yang harus diperbaiki dan dikembangkan dalam tulisan saya. Saya juga bersyukur punya teman yang mau memberikan waktunya untuk membaca dan mengedit tulisan saya. Saya ingat, saat menerima beberapa artikel awal, Lia -teman yang juga seorang penulis, banyak memberi komentar dan editan di sana sini. Kalimat saya terlalu panjang lah, ada penggunaan kata yang tidak tepat lah, tapi masukan-masukan ini benar-benar berguna. Namun sekitar tiga artikel terakhir, dia sudah tidak banyak berkomentar karena menurutnya sudah baik. Yippieee!! Inilah hal yang saya sukai saat saya memperoleh tawaran menulis untuk pihak lain: Ada orang lain yang menilai kelayakan tulisan saya untuk dibaca publik. Buat saya hal itu lebih berharga nilainya dibandingkan nominal uang yang saya terima.

Jadi, untuk kamu yang menyukai traveling dan juga menulis, mulailah mencoba untuk menulis perjalananmu. Pertama-tama, tuangkan di blog pribadi – seperti yang sudah saya lakukan. Selanjutnya, mulai awas dengan setiap kesempatan yang datang. Ketika kamu sudah terbiasa menulis dan kesempatan untuk menulis bagi pihak lain itu datang, setidaknya kamu sudah setengah siap. Tinggal menyiapkan diri untuk berkomitmen menulis lebih rutin, dan bersedia dikritik untuk setiap tulisan yang diajukan. Dan apalagi kalau dapat bonus berupa uang, lebih senang lagi bukan? Saya ingat beberapa hari lalu, Adam memberitahu saya tentang proses pembayaran, lalu Susan mentransfer sejumlah uang sesuai jumlah artikel yang saya kirim. Tanggal tua, dapat bayaran di luar pendapatan utama. Menyenangkan, bukan?

Happy traveling and… happy writing!! ^^ 

dinoy

Wednesday, February 22, 2012

Another Itinerary ^ ^

Itinerary KL trip 2, 3, 5 Maret 2012:

Jumat,2 Maret 2012:

LCCT – KL Sentral – Hostel: Transit Point Bed & Breakfast – KLCC –Chinatown – Hostel
LCCT (13:00 – 14:00) > Immigration thingy + makan = RM 20
KL Sentral (14:00 – 15:00)
{Skybus LCCT – KL Sentral} buy online
Hostel (15:30 – 18:00) Check In : RM 122
{LRT: KL Sentral – Ps Seni, Jalan kaki Ps Seni – Hostel} LRT: RM 3
KLCC (18:00 – 20:00) dinner : RM 30
{LRT: Ps Seni – KLCC} : RM 3
Chinatown (20:30 – 22:00)
{LRT: KLCC- Ps Seni} : RM 3

Sabtu, 3 Maret 2012:
Hostel –KL Sentral – Putrajaya – Bintang Walk –Hostel
Hostel (08:00 – 10:00) breakfast around hostel: RM 20
Putrajaya (11:00 – 14:00) Lunch: RM 30
{LRT: Ps Seni – KL Sentral; KLIA Transit/Express: KL Sentral-Putrajaya} LRT : RM 3; KLIA Transit: RM 38 (return for 2); Putrajaya Internal Nadi Putra bus services: RM 5
Bintang Walk (15:00 – 17:00)
{KLIA Transit/Express: Putrajaya – KL Sentral; Monorail: KL Sentral – Bukit Bintang} Monorail: RM 4
Hostel
{Monorail: Bukit Bintang – Bukit Nanas; LRT: Dang Wangi-Ps Seni. Dari Bukit Nanas ke Dang Wangi ada Interchange St. within walking distance} Monorail: RM 4; LRT: RM 3
Dinner at Pasar Seni: RM 20
Belanja bekal utk ke Sin : RM 10
Senin, 5 Maret 2012 :
Hostel – KL Sentral – LCCT
Hostel (06:00-06:30) check out
KL Sentral (07:00)
{LRT: Ps Seni – KL Sentral} LRT: RM 3
LCCT (08:30) check in + breakfast: RM 20
{Skybus: KL Sentral - LCCT} beli online

Spore One Day Trip 4 Maret 2012
Minggu, 4 Maret2012 :

Hostel – KL Sentral (04.30) by Taxi : RM 10
KL Sentral – LCCT (05.00 – 06.00) by Skybus beli online
LCCT – Changi (07.20 – 08.20)
Changi (08:30 – 09:30) > Immigration thingy
Bugis (10:00 – 11:00) Makan
{MRT Green line: Changi – Tanah Merah – Bugis}
Merlion Park (11:30 – 13:00)
{MRT Green line tuj akhir Joo Koon: Bugis – City Hall/Raffles Place}
Orchard (13:00 – 14:00)
{MRT Red Line tuj akhir Jurong East: City Hall/Raffles Place – Orchard}
Chinese Garden (14:30 – 16:30) Makan
{MRT Red Line tuj akhir Jurong East: Orchard – Jurong East; pindah Green Line tuj Joo Koon: Jurong East-Chinese Garden}
Changi > harus sudah sampai di Changi jam 18:00 wkt Sin
{MRT Green Line tuj Tanah Merah: ChineseGarden – Tanah Merah; pindah ke tuj Changi}
LCCT (21:30 – 22:00) > Immigration thingy
LCCT – KL Sentral (22:00-23:00) by Skybus
KL Sentral – Ps Seni (23:00-23:30) by LRT: RM 3

Jadwal Flight
02/03/2012: Sby-KL : 09:20 WIB – 12:50 wkt KL
04/03/2012: KL –Sing : 07:20 wkt KL – 08:20 wkt Sin
Sing – KL : 20:20 wkt Sin – 21:20 wkt KL (keduanya +1 jam dari WIB)
05/03/2012: KL – Sby : 10:05 wkt KL – 11:45 WIB



Yeap, that was my nearest trip.. Itinerary diatas berlaku untuk dua orang karena saya pergi bareng papa saya ;)

Thursday, December 15, 2011

It's All About Money ...


Wah, udah sebulan lebih nggak nge posting di traveling blog ku ini. And now im gonna sharing about one of preparation things to traveling abroad. Yap, selain kelengkapan imigrasi yaitu paspor dan visa, tentunya kita juga butuh nyiapin uang asing dong untuk bekal di Negara tempat kita traveling. Misalnya nih, kita udah nyiapin traveling itinerary ke Thailand selama 4 hari, dan dari situ ketahuan kalo kita memerlukan bekal uang sebanyak 2500 Baht, berarti kita juga kudu nuker duit sebanyak itu. Simple sih ya, tapi ada beberapa tips yang mau aku bagiin soal nuker mata uang asing ini :

  1. Beri jarak waktu yang cukup antara tanggal berangkat traveling dengan penukaran uang. Kalau saya biasanya maksimal seminggu sudah harus menukarkan Rupiah dengan uang asing sebanyak yang dibutuhkan, kenapa? Karena berdasarkan pengalaman beberapa kali nuker duit Dollar Singapura, Ringgit Malaysia, dan Baht Thailand, nggak selalu tempat penukaran uang yang dituju punya sejumlah yang saya butuhkan. Jadi kalau waktu nya masih cukup, kita masih bisa ke beberapa money changer untuk memenuhi kebutuhan uang asing kita.
  2. Cek dan bandingkan kurs mata uang asing di beberapa money changer. Yup, meski menukarkan di hari yang sama, tapi belum tentu satu mata uang asing dihargai dengan kurs yang sama lho, di money changer yang berbeda. Pengalaman saya saat menukar baht, di money changer terdekat dihargai Rp 310 untuk 1 baht, tapi saat menelpon money changer lain, kurs nya Rp 298, dan selisihnya lumayan karena waktu itu saya butuh beli 4000 Baht. Lain cerita, sekitar dua minggu lalu saya berniat membeli Ringgit Malaysia. Saya bertanya di salah satu money changer di daerah Blok M, dihargai Rp 3150 untuk 1 RM. Saya nggak langsung beli, tapi saya coba cek di money changer lain yang hanya berjarak beberapa langkah. Eh, dihargai lebih rendah yaitu Rp 2950, selisih Rp 200 tapi lumayan kalau dikalikan sejumlah yang saya beli, yaitu RM 100.
  3. Jangan beli terlalu banyak. Jika sudah yakin dengan itinerary yang disusun, sebaiknya tidak perlu menukarkan mata uang asing terlalu banyak. Karena tahu sendiri kan, kurs beli pasti lebih rendah dibandingkan kurs jual (baca kurs jual/beli nya dari sudut money changer ya, jadi kalau kurs beli berarti money changer nya yang beli uang kita, alias kita yang jual), jadi kalau uang nya masih sisa banyak dan kita mau tukarkan lagi ke Rupiah saat di Indonesia, biasanya kita akan mendapat lebih rendah dari saat kita membeli mata uang asing tersebut. Misalnya, saat ke Kuala Lumpur saya sudah menyusun itinerary dan budget saya untuk tiga hari adalah sebesar RM 150, jadi saya hanya melebihkan sebanyak RM 50 dan membeli sebanyak RM 200 (yang pada akhirnya hanya terpakai sekitar RM 122).
  4. Perlukah membeli Dollar Amerika sebagai back up? Beberapa teman menyarankan sebaiknya beli dolar saja, untuk kemudian ditukarkan dengan mata uang setempat saat sudah tiba disana. Alasannya sih katanya biar bisa lebih untung selisih kurs nya. Tapi saya sih orangnya nggak mau repot, pengennya begitu tiba disana udah enjoy aja sama petualangan saya, sudah nggak mau diributkan lagi masalah nuker-nuker duit. Tapi menurut saya, punya back up dolar ini perlu saat kita pergi ke Negara-negara yang ‘kurang favorite’, yang mata uang nya susah dicari di Indonesia. Atau juga saat kita nggak punya cukup waktu untuk menukarkan uang (poin 1), jadi begitu datang ke money changer terdekat, eh uang yang kita mau lagi nggak tersedia jadi ya beli Dollar Amerika saja.
  5. Mata Uang dengan pecahan besar. Money Changer memang jarang dan hampir nggak pernah menyediakan uang asing dengan pecahan kecil, apalagi koin. Biasanya mereka hanya menyediakan uang kertas dengan pecahan besar. Misal, 50 untuk dolar Singapura, 100 untuk Ringgit Malaysia, dan 1000 untuk Baht Thailand. Jangan khawatir, setibanya disana biasanya para pedagang welcome kok sama pecahan-pecahan besar tersebut. Ya, setidaknya saya nggak diprotes saat membeli SIM Card seharga 100 Baht dan membayar dengan uang 1000 Baht, nggak seperti di minimarket-minimarket di Indonesia yang sedikit-sedikit nanya, “ada uang kecil, nggak?” ;) Nah meskipun begitu, tetap usahakan mendahulukan uang kecil ya saat belanja atau bayar-bayar di Negara asing. Ya, biar gampang saat ada sisa uang dan kita perlu menukarkan kembali ke Rupiah. Saya pernah saat akan menukarkan Uang Kertas Ringgit Malaysia ke Rupiah di salah satu money changer di Plasa Semanggi, ternyata kurs beli nya berdasarkan pecahan uang kita. Jadi RM 50 dihargai Rp 2850, dan dibawah itu dihargai Rp 2800. Jadi bukannya nggak diterima selama itu masih uang kertas, tapi bisa beda kurs nya.

Nah itu tadi beberapa tips yang bisa saya bagikan berdasarkan pengalaman-pengalaman saya. JIka ada yang baca dan ternyata ada tips tambahan mengenai Uang Asing ini, boleh lho ikut kasi komentar. Happy Traveling ^^

Wednesday, October 5, 2011

Traveling.. kemana?? Sama Siapa ??Mau Ngapain Aja ?? (2)



Setelah menentukan tujuan traveling, pertanyaan selanjutnya kita mau kesana sama siapa ?? Eh tapi pernah juga sih saya ngajak temen ke Bangkok, dia udah langsung nanya: 'Sama siapa aja perginya?' Yang kalau boleh saya artikan, kemana aja juga ayo, asal temen-temennya jelas,huehehhee.. Tapi kalau saya biasanya mikirin diri sendiri dulu, udah jelas pengen kemana baru mikir pergi kesana sama siapa. Seperti saat saya mau ke Singapore, saya cari temennya di forum backpacker, dan syukurnya nemu yang asyik-asyik plus satu teman kuliah juga ikutan. Itu pengalaman traveling ke Luar Negeri pertama, makanya saya nggak sok-sokan pergi sendiri.
Waktu merencanakan ke Bangkok ini, saya niat awal solo traveling sih, tapi saya tetap berusaha ngajak teman yang ternyata nggak ada yang nyantol juga.. ^^
Untuk yang pengen solo traveling, menurut saya perhatikan poin-poin berikut :
  • cari info sebanyak-banyaknya tentang tempat yang akan kamu datangi (browsing, baca buku, dll)
  • Tanya langsung dengan teman yang pernah traveling kesana (cari info dan tanya-tanya menurut saya nggak bisa dihilangkan salah satu, kita jangan cuma mengandalkan cerita teman tapi nggak tahu info ter update, atau cuma baca-baca tapi nggak dengar pengalaman langsung dari orang).
  • Pastikan di keseharian kamu termasuk orang yang tangguh ngadepin masalah (tiga tahun di Jakarta, saya udah ngalemin beberapa kali nyasar jalan, salah naek angkot, kecopetan, kemalingan, ketemu orang rese, dll). Kalau kamu tipe orang yang mudah panik, latihan dulu deh hidup mandiri baru belajar solo traveling. :)
  • Perhatikan kondisi fisik kamu dan bawa obat yang diperlukan. Inget, jangan sampai kita sakit tanpa ada orang yang kita kenal disana.
  • Benar-benar bawa bekal yang cukup (bukan pas-pasan), yang jumlahnya kita tahu dari hasil cari info dan tanya-tanya. Kalau disana kita kurang duit, mau minjem siapa coba ?
  • Selalu aware sama keamanan diri sendiri.. Berpakaian sewajarnya, bawa barang-barang yang tidak terlalu mencolok, dan tidak gampang percaya sama orang baru...
Nah, untuk kamu yang selalu harus punya temen saat traveling, ini saran dari saya:
  1. Cari temen baru di forum.. Kalau kamu termasuk orang yang cuek dan nggak rewel, apa salahnya cari temen baru dengan destinasi yang sama? Sekarang banyak kok forum untuk para pencinta traveling, misalnya forum backpacker Indonesia, Komunitas backpacker Indonesia, dan lain-lain. Nah tinggal ikuti cara maennya dan sortir deh mana yang bener-bener serius. Kalau kamau nggak mau pusing dengan temen baru,
  2. Ajak sahabat-sahabat yang kamu tahu pasti klop sama kamu. Yang ini sih gampang banget, temen-temen akrab yang kita udah tahu plus minus nya. Tapi jangan salah, sahabat bisa juga berpotensi menimbulkan masalah/konflik kalau misalnya kita nggak merhatiin poin selanjutnya :
  3. Samakan ‘tujuan’ traveling. Bukan Cuma masalah mau kemana, tapi ngapain aja ? Kalau kamu nggak terlalu doyan shopping tapi temenmu gila belanja, then make a deal: misalnya kasi alokasi waktu belanja dua jam setelah itu pergi. Atau selagi dia belanja, kamu ke tempat lain. Kesepakatan-kesepakatan yang tampaknya remeh gini harus jelas diawal lho, kalau nggak mau berantem atau jadi nggak enakan. Ya syukur-syukur deh kalau kamu dan sahabat bener-bener punya ketertarikan yang sama. Nah hal ngapain aja ini juga berkaitan erat dengan :
  4. Kesamaan budget >> Yap, betul, uang itu riskan juga memicu masalah. Yah bukan masalah saya perhitungan sih. Kalau minjem 1-2 dolar atau beberapa puluh ribu rupiah dan saya ada sih nggak apa aja. Tapi kalau ditengah jalan temen ribut pinjem duit banyak, kan nyusahin juga. Makanya dari awal susun bareng-bareng itinerary lengkap dengan budgetnya. Jadi masing-masing tahu harus bawa uang minimal berapa..
  5. Sepakati kebiasaan-kebiasaan atau hal-hal yang sekiranya mengganggu keasikan traveling.. Ehm! Ini sih nggak gimana-gimana banget ya, tapi berdasar pengalaman aja pergi bareng temen yang punya pacar. Pas jalan-jalan disana, dia sering banget telpon atau sms sama pacarnya. Duh bukan, bukannya saya sirik atau mupeng, tapi ada kalanya itu mengganggu.. Misal saat di kerumunan orang di stasiun MRT, si teman sibuk absen lewat sms dan telpon sama pacar dan saya harus aware dengan keberadaan dia, pas pulsa habis dia sibuk cari pulsa dan saya nemenin (bukan saya nggak ikhlas, tapi kita sampai mendatangi beberapa toko gitu karena susah dapetnya), terus pas di dorm dia telponan dengan suara kenceng… Atau mungkin ada bad habit lain yang harus kita tegesin sebelum traveling bareng, misal: si temen suka buang sampah atau ngerokok sembarangan, suka marah-marah sama orang asing, dan lain-lain. Nah kita nggak mau juga toh jadi polisi buat dia? Emang kita nggak mau enjoy juga?? Hehee..
Tapi mau traveling sendiri, rame-rame, tetep jangan lupa selalu berdoa minta perlindungan dan kelancaran dari Tuhan yang Maha Hadir ya.. Happy Travel, Traveler ^^

Traveling.. Kemana ? Sama Siapa ?? Mau Ngapain Aja ?? (1)


Pingin jalan-jalan, tapi bingung menentukan destinasi? Sebenernya kalau menentukan tujuan traveling, apa aja sih yang perlu diperhatikan? Ada yang cuma mau jalan-jalan ke tempat yang 'wah', ada yang jalan-jalan sesuai hobi (suka lihat arsitektur bangunan klasik, suka climbing, diving, shopping, dll). Kamu termasuk yang mana ? Kalau saya pribadi bukan termasuk orang yang rewel dalam menentukan destinasi jalan-jalan. Selalu cuma ada dua hal yang jadi pertimbangan saya: budget dan ada apa disana ? Karena saya yakin pada dasarnya setiap tempat diluar tempat tinggal kita pasti mempunyai keunikan dan obyek-obyek yang menarik sendiri. Tapi setidaknya ada beberapa poin yang menurut saya penting untuk menentukan tujuan traveling :
  1. Punya budget berapa ? >> Sekarang sih sudah banyak ya buku panduan traveling yang budget friendly, kita tinggal menyesuaikan dengan kantong kita. Misalnya, dengan duit sekitar dua sampai tiga juta rupiah, sudah bisa tuh kita jalan-jalan ke negara tetangga, misal: Malaysia, Singapore, atau kalau dalam negeri sudah bisa lah ke Bali, Medan, atau Bangka Belitung (sudah termasuk tiket pesawat dan akomodasi). Tapi persoalan budget ini berkaitan erat dengan poin selanjutnya :
  2. Punya waktu berapa lama ?? >> Ini nih biasanya buat pekerja kantoran yang agak susah menentukan waktu cuti, seperti saya. Selama ini waktu traveling saya masih tergolong pendek: tiga hari dan dua malam. Nah kalau kita cuma punya waktu jalan-jalan nggak lebih dari empat hari, mending jangan maksain deh pergi ke tempat-tempat yang membutuhkan long flight hours. Misalnya, saya pernah dapet info traveling murah ke Raja Ampat dengan durasi waktu tiga hari dan dua malam. Setelah memperhitungkan lama penerbangan pulang dan pergi, ternyata praktis saya cuma punya waktu satu hari bersenang-senang di Raja Ampat. Yah, capek di jalan lah. Setidaknya untuk flight yang membutuhkan waktu enam jam-an sekali jalan, berikan alokasi waktu traveling satu minggu minimal, jadi kan kita bisa puas jalan-jalan disana sekitar lima sampai enam harian (perhitungkan juga kemungkinan transit dan delay, juga beri jeda untuk istirahat kita setelah terbang). Intinya, jangan maksain pergi ke tempat yang jauh hanya untuk menambah track record kita, tapi kita nggak punya waktu cukup untuk menjelajah disana..
  3. Special interest >> Kamu punya ketertarikan khusus nggak yang pengen kamu dapetin pas traveling? Mungkin kamu sudah bosan dengan suasana perkotaan dan pengen wisata alam, di Indonesia mah banyak banget pilihannya. Atau pengen tahu kayak apa sih dunia di luar Indonesia? Ketemu penduduk-penduduk lain dengan bahasa dan budaya berbeda? Tinggal pilih negara dengan budaya kayak apa yang kamu mau. Yang penting kamu sudah tahu apa yang bakal kamu lakukan dan lihat selama disana. Inilah gunanya mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang tempat-tempat diluar tempat tinggal kita, jadi misalnya ada info tentang tiket murah ke tempat-tempat tertentu, kita bisa tinggal pilih deh tanpa bertanya-tanya ada apa saja disana. Misalnya saat saya memutuskan beli tiket promo ke Bangkok, karena saya banyak baca Bangkok adalah must visit nya para backpacker, kota nya para backpacker gitu. Disana juga banyak spot-spot wisata menarik seperti candi, pasar, museum, konservasi budaya, dll. Ada yang punya hobi fotografi, jadi fokusnya mencari tempat yang banyak spot bangunan berarsitektur unik, dll.
  4. Perhatikan kota-kota dan negara-negara dengan kondisi tertentu >> Maksudnya, kita jangan maksain pergi ke suatu tempat yang kita tahu banyak hal yang bertentangan dengan kita. Misal, kita tertarik pergi ke negara A karena disana pemandangannya dahsyat banget, tapi setelah kita browsing ternyata negara itu sedang ada masalah keamanan, atau penduduknya jelas-jelas nggak ramah dengan pendatang. Terkecuali kita punya temen yang bisa diandalkan sih, mending nggak usah sok cuek pergi kesana. Menurut saya, traveling not only about the adventure, yet it also about how we can enjoying the journey it self.
  5. Pergi ke tempat dengan karakteristik yang berbeda dengan yang pernah kita datangi >> Ya, ini juga yang sedang saya belajar terapkan. Selama ini saya masih mengandalkan mood dan promo tiket pesawat untuk ber traveling, tapi pengennya setelah ini saya bisa merencanakan traveling dengan matang ke tempat-tempat yang punya karakteristik berbeda. Singapura, Kuala Lumpur, dan setelah ini Bangkok. Saya rasa cukuplah mencicipi ASEAN untuk sementara ini.. pengennya setelah itu saya bisa ke negara diluar ASEAN, atau bahkan ke luar Asia. Atau kalau Indonesia, saya pengen banget bisa jalan-jalan ke setiap pulau-pulau besar, ke kota-kota yang berbeda karakteristiknya.. Se suka suka nya kita terhadap satu tempat, kalau bisa perginya jangan kesitu-situ mulu deh, atau cuma tetangga nya. Dunia ini masih terlalu luas, teman ! Mending sabar nabung sedikit lebih lama, jadi kekayaan pengalaman traveling kita pun bertambah.. ^^

Saturday, October 1, 2011

Bangkok Trip Itinerary

Trip Date: October 14th-16th, 2011





October 14th, 2011




· 19.00 : Arrived at Suvarnabhumi Airport by AirAsia, around 45 min for Imigration thingy




· 19.45-21.00 : Otw to Khaosan Rainbow Hostel and Guesthouse. by Airport Express Bus 150 THB




· 21.00-21.30 : Check in thingy & payment : 270 THB




· 21.30-22.30 : Dinner & wandering around Khaosan Road




October 15th, 2011 :




· 07.30 – 08.30 : Breakfast




· 08.30 – 09.00 : Otw to Lumphini Park by bus no 47 from Ratchadamnoen Klang Road : 10 THB




· 09.00 – 10.30 : Enjoying Lumphini Park




· 10.30 - 11.30 : Otw to Jim Thompson’s House (Taking BTS Sky Train from Sala Daeng Interchange Station to National Stadium Station) : 20 THB




· 11.30 – 14.00 : Visiting Jim Thompson’s House & Museum : 100 THB




· 14.00 – 15.00 : Lunch




· 15.00 – 15.30 : Otw to Chatuchak Weekend Market, by MRT from National Stadium Station: 15 THB, then taking BTS from Siam to Mo Chit St. (40 THB)




· 15.30 – 18.00 : Wandering at Chatuchak Weekend Market




· 18.00 – 18.30 : Dinner




· 18.30 – 19.00 : Otw to MBK by BTS to Siam, from Mo Chit St : 40 THB




· 19.00 – 21.00 : Wandering around MBK




· 21.00 – 21.30 : Back to Hostel at Khaosan Road by bus no 15 : 10 THB




October 16th, 2011 :




· 08.00 – 09.00 : Packing, check out thingy




· 09.00 – 10.00 : Breakfast




· 10.00 – 16.00 : Visiting : National Art Gallery + Wat Phra Kaew + Grand Palace (350THB) + Wat Pho (THB 50) + Wat Arun , including lunch




· 16.00 – 17.00 : Otw Airport by Airport Express Bus : 150 THB