Friday, June 15, 2012

Bicara Tentang Buku Traveling

Saya seorang yang gemar sekali berkunjung ke toko buku. Melihat-lihat buku, membuka dan membaca beberapa bagian bukunya, merupakan hal yang menyenangkan. Terkadang saya pulang dengan membawa satu atau dua buku, terkadang tidak sama sekali. Hanya dengan melihat-lihat sudah cukup puas. Mencermati fenomena setahun belakangan ini, jika saya berkunjung ke toko buku, mata saya dikenyangkan dengan banyaknya buku-buku traveling yang dipajang. Sudah hampir menyaingi buku novel, ada rak besar khusus yang memajang tentang buku-buku traveling dari penulis Indonesia, membahas tujuan domestik dan luar negeri.


Rak khusus buku traveling di Gramedia Melawai

Pertama kali saya membeli buku traveling karena tertarik ingin membaca pengalaman-pengalaman seru tentang traveling ke berbagai tujuan. Buku traveling pertama yang saya beli adalah ‘The Naked Traveler 1’ yang ditulis oleh Trinity. Awalnya sih saya penasaran saja sama judul bukunya yang unik. Apalagi saat itu saya belum tahu sama sekali dengan yang namanya Trinity itu seperti apa. Tapi saya puas memiliki buku ini. Dari cerita-cerita lepas yang ditulis, saya serasa diajak ikut serta ke berbagai tempat yang dikunjungi oleh Trinity. Buku yang nggak ngecap, karena Trinity dengan lugas menyampaikan apa saja yang ia alami selama berada di tempat tertentu. Pengalaman menyenangkan ataupun kesan buruk, semua disampaikan tanpa bermaksud melebih-lebihkan. Sekalipun spesifikasinya bukan buku panduan, tapi tetap menyelipkan beberapa tips selama berada di kota atau negara tertentu.


Buku traveling pertama yang saya beli-tahun 2009

The Naked Traveler 3 saya beli di tahun 2011

Dan seiring dengan maraknya istilah backpacking atau traveling hemat, banyak pula bermunculan buku-buku panduan untuk melakukan perjalanan secara hemat ke suatu daerah tertentu. Buku-buku panduan ini lebih banyak mengupas tentang perjalanan ke luar negeri. Ya, perjalanan ke luar negeri yang dulu rasanya hanya bisa dilakukan oleh kalangan ‘orang kaya’, kini semakin dekat dan semakin terjangkau bagi siapapun juga. Bahkan di judul buku-buku tersebut mencantumkan  secara spesifik tentang jumlah uang yang dibutuhkan selama kurun waktu tertentu berada di suatu daerah –tentunya jumlah uang yang dicantumkan juga tidak terlalu besar. Buku panduan traveling hemat yang pertama saya beli adalah tentang Singapura oleh Claudia Kaunang (reviewnya di sini). Saya membeli buku ini di tahun 2010, karena waktu itu saya berencana akan berwisata ke Singapura ala backpacker bersama beberapa kawan.


Buku ini memuat banyak info penting tentang jalan-jalan hemat di Singapura

Setelah backpacking pertama saya ke Singapura bersama beberapa kawan, selanjutnya saya melakukan solo backpacking ke Bangkok, Thailand. Dan perjalanan saya banyak terbantu oleh buku panduan hemat keliling Thailand yang ditulis oleh seorang kawan, Ariyanto. Di buku tersebut banyak ditulis informasi-informasi mengenai beberapa kota di Thailand, seperti tempat yang direkomendasikan untuk dikunjungi, kebudayaan-kebudayaan Thailand, do and don’t selama di Thailand, juga kisaran harga selama traveling di Thailand.


Buku ini mengupas perjalanan hemat ke beberapa kota di Thailand, salah satunya Bangkok.

Selain dua buku tersebut, saya juga memiliki tiga buku lain tentang panduan traveling hemat di beberapa negara, yaitu: Australia (Sonson NS), China Selatan (Ariyanto), dan Negara Skandinavia (Rossa Indah).

 
Beberapa contoh lain buku panduan traveling hemat

Saya memang belum ada rencana untuk pergi ke negara-negara tersebut dalam waktu dekat, tapi saya suka mempelajari info-info yang ada di dalamnya, juga gambar-gambar yang disajikan. Ya, siapa tahu kan suatu saat saya berkesempatan traveling kesana ? :)

Variasi buku traveling tidak hanya terbatas pada panduan hemat dan praktis, tapi juga tema-tema lainnya. Tema tentang travelogue juga mulai bermunculan, atau cerita fiksi yang dibumbui nuansa traveling. Sebut saja travelogue berjudul ‘Life Traveler' milik Windy Ariestanty yang memukau saya dengan cara bertutur yang apik (reviewnya disini), atau ‘Traveler’s Tale’, fiksi yang ditulis oleh empat penulis dengan nuansa traveling di beberapa negara di Asia, Amerika, Eropa, dan Afrika (reviewnya di sini).


 


Dari dua buku ini saya diajak jalan-jalan ke banyak tempat dengan nuansa romantisme

Atau mau traveling karena terpukau dengan hiburan yang disajikan di televisi? Misalnya, tertarik ke Korea Selatan karena sering melihat drama Korea atau hiburan musik dari negeri ginseng yang menyajikan latar indah negara tersebut? Sudah tak terhitung jumlahnya saya melihat buku-buku traveling ke Korea Selatan yang terpajang di rak toko buku. Baik yang membahas panduan hemat dan praktis selama di Korea Selatan, atau spesifik membahas jalan-jalan sambil mengincar tempat-tempat artis Korea kenamaan.

Tanpa bermaksud mengikuti tren, tapi buku traveling Korea yang saya beli pertama kali adalah ‘Jalan-Jalan Korea’ yang ditulis Andi F. Yahya & Andi Fauziah Yahya. Saya langsung tertarik membeli buku ini karena buku ini didominasi oleh foto-foto berwarna yang sangat apik, disamping info-info berkaitan dengan banyak spot di Korea Selatan yang dikunjungi. Yap, visualisasi yang menarik adalah salah satu daya tarik utama untuk sebuah buku traveling, yang akan membuat pembaca tertarik untuk berkunjung juga ke tempat yang dibahas oleh penulis. Selain ‘Jalan-Jalan Korea’, ada satu lagi buku traveling Korea yang saya miliki, yaitu berjudul ‘SeoulVivor’ buku yang dikhususkan untuk pecinta K-Pop dan ditulis oleh Lia Indra Andriana & Tatz. Buku ini membahas pengalaman unik penulis selama berada di Korea Selatan, khususnya ke tempat-tempat yang berhubungan dengan entertainment Korea Selatan (reviewnya di sini).

 




Dua buku yang akan membawa kita lebih dekat dengan Korea Selatan

Nah, dengan adanya buku-buku traveling yang semakin menjamur, kita akan semakin dimudahkan untuk melakukan perjalanan ke berbagai tempat di penjuru dunia. Artikel ini memang membahas buku-buku yang kebanyakan berisi perjalanan ke luar negeri, tapi sebenarnya traveling domestik juga sudah banyak dibukukan, kok. Spesifikasinya pun macam-macam, mulai dari wisata belanja, sampai wisata laut. Dan pada akhirnya, buku-buku traveling ini akan menantang kaki kita untuk lebih banyak melangkah dan menjajaki tempat-tempat baru untuk mendapatkan berbagai pengalaman seru di banyak daerah yang berbeda. Let’s go traveling ! :)

dinoy

Tuesday, June 12, 2012

LET'S FLY ~ !!

Habis bongkar-bongkar postingan di blog personal yang isinya lebih luas ketimbang sekedar traveling, dan saya menemukan satu artikel tentang rating pesawat yang sudah saya naiki sampai saat itu (monggo dibaca di sini). And i come up with an idea to continue writing about the airplane. Di artikel ini saya akan menceritakan tentang pengalaman saya menaiki beberapa maskapai penerbangan baik untuk rute domestik maupun rute internasional. Here we go ... in randomly sorted yaa ..

N O W E V E R Y O N E C A N F L Y W I T H A I R A S I A A W E S O M E !


Jika membaca artikel saya di hampir dua tahun yang lalu, saya memiliki pengalaman agak mengecewakan saat pertama kali menumpangi pesawat ini. Saat itu Air Asia masih menyediakan rute Jakarta-Surabaya. Saya dan kakak sekeluarga yang hendak merayakan Natal di Surabaya, harus mengalami reschedule dan penundaan penerbangan, hingga seyogyanya jadwal terbang siang hari menjadi direalisasikan malam hari. Menyebalkan memang karena kami harus menunggu lama sekali. Namun maskapai penerbangan milik Om Tony Fernandez ini terus berbenah, dan total hingga saat ini Air Asia telah membawa saya bertraveling ke beberapa negara dan kota: 

Jakarta - Singapore (November 2010)
Surabaya - Bangkok - Surabaya (Oktober 2011)
Surabaya - Kuala Lumpur - Surabaya (Maret 2012)
Kuala Lumpur - Singapore - Kuala Lumpur (Maret 2012)

Hal yang saya sukai dari Air Asia adalah seringnya mereka mengadakan promo tarif murah, dan juga kepraktisan dalam hal check in. Dengan fasilitas self check in, kita dimudahkan dengan memperoleh boarding pass dan kepastian nomer seat jauh sebelum jadwal penerbangan tiba. Selain itu, kondisi di dalam pesawat juga bagus dengan keramahan pramugara/i yang menyenangkan. Masalah ketepatan waktu sendiri, saya nggak pernah lagi mengalami penundaan keberangkatan sampai lebih dari satu jam. Bravo, pakcik Tony !

E N J O Y S I M P L I C I T Y O F T H E C I T I L I N K


Saya tidak tahu di mana letak kesederhanaan yang ditawarkan Citilink melalui slogannya. Karena menurut saya dari segi kepraktisan Citilink masih kalah dengan Air Asia. Dalam hal check in, maskapai ini belum menyediakan fitur self check in. Tapi bagaimanapun, saya masih mengandalkan maskapai yang merupakan anak perusahaan dari Garuda Indonesia ini untuk menuju beberapa kota di Indonesia. Dari segi harga, seringkali saya mendapati Citilink menawarkan harga termurah dibandingkan beberapa maskapai yang lain. 
Rute yang pernah saya lalui bersama Citilink adalah sebagai berikut:
Jakarta - Surabaya - Jakarta 
Jakarta - Balikpapan -Jakarta
Denpasar - Jakarta

Mengenai masalah ketepatan waktu, saya harus mengatakan maskapai ini perlu mengalami pembenahan. Pernah saya dikecewakan ketika hendak ke Surabaya, pesawat yang harusnya tinggal landas pukul sembilan malam, malah delay sampai menjelang tengah malam. Selebihnya, seringnya maskapai ini baru boarding pada jam yang seharusnya menjadi jadwal terbang. Kondisi pesawat secara umum nyaman, tapi beberapa kali saya mendapati bagian kursi penumpang dan bagasi kabin mengalami kerusakan. Bagaimana dengan pramugara/i nya? Tidak pernah mengalami masalah, tuh.

W E M A K E P E O P L E F L Y B Y L I O N A I R


Kalau pertama kali mendengar nama Lion Air, apa yang terlintas di pikiranmu? Jika kamu menjawab 'Delay!', berarti kamu termasuk manusia yang cukup eksis di sosial media, atau pernah mengalaminya sendiri! Hahaa .. Tapi saya termasuk beruntung, karena saya bukan korban dari seringnya maskapai ini mengalami keterlambatan jadwal terbang yang lama. Tiga kali saya menggunakan jasa maskapai yang mengandalkan rute ke Indonesia timur ini, memang dua diantaranya tidak tepat waktu, tapi seingat saya tidak lebih dari satu jam. Menurut saya itu termasuk hal yang wajar. Rute pertama saya adalah Singapore - Jakarta (November 2010), saat itu banyak maskapai yang membatalkan penerbangan ke Indonesia karena efek dari gunung Merapi. Tapi Lion Air termasuk berani terbang, meski dengan keterlambatan waktu sekitar satu jam. Puji Tuhan penerbangan berjalan lancar tanpa masalah. Rute kedua, Jakarta - Kuala Lumpur - Jakarta di bulan Agustus 2011. Rute ini baru dibuka Juni 2011 dan saya masih mendapat tarif promo sekitar tiga ratus ribuan rupiah sekali terbang. Penerbangan berjalan tepat waktu dan tanpa kendala. Rute ketiga, Surabaya - Jakarta bulan Maret lalu. Sedikit terlambat, namun lagi-lagi tidak lebih dari satu jam. Kondisi pesawat oke, pramugara/i nya juga menjalankan tugasnya dengan baik.

Y O U R F L Y I N G P A R T N E R I S S R I W I J A Y A A I R


Baru sekali saya menggunakan layanan penerbangan dari Sriwijaya Air, namun saya langsung terkesan. Sayangnya kesan buruk. Saya sudah beberapa kali terbang, namun baru kali ini saya mengalami pusing dan mual saat take off dan hendak landing. Ya mungkin kali itu saya yang sedang apes, atau pilot nya lagi bad mood? Hehee ..  tapi untuk yang lainnya saya tidak terganggu. Ketepatan waktu, kondisi pesawat yang oke, pramugara/i ramah, bahkan ada bonus snack. Saya terbang dengan Sriwijaya Air saat mudik ke Surabaya pada idul fitri tahun 2011. 

"T R U S T U S T O F L Y," S A I D B A T A V I A A I R




Tapi kenapa pengalaman pertama saya naik Batavia Air di idul fitri tahun 2010 tidak membuat saya lantas mempercayai semboyan ini, ya? Tidak ada yang salah dengan jadwal terpagi ke Surabaya dari Cengkareng waktu itu. Pun saya merasa nyaman di dalam pesawat dan tidak ada yang kurang dari pramugarinya. Kejengkelan saya terasa saat saya mengambil travel bag yang saya titipkan di bagasi. Resleting tasnya sudah terbuka, kondisi barang di dalamnya sudah agak acak-acakan, dan toples kue yang terbuat dari mika juga retak. Apakah kru melempar-lempar bagasi milik penumpang? Entahlah, semoga tidak terjadi lagi saat ada kesempatan naik Batavia Air lagi.

M A N D A L A A I R L I N E S N O W A R I S E W I T H T H E T I G E R




Terakhir saya akan menuliskan tentang Mandala Airlines. Di postingan saya di blog pribadi, terkesan sekali saya jatuh cinta dengan pesawat ini. Karena seringnya mengadakan promo, saya beberapa kali pulang ke Surabaya atau kembali ke Jakarta, naik pesawat seharga Kereta Api kelas bisnis, kurang dari dua ratus ribu rupiah! Ketepatan waktu oke, body bagus, pelayanan awak kabin juga ramah. Sayangnya, maskapai ini sempat berhenti beroperasi selama setahun lebih sejak awal tahun 2011 karena masalah keuangan. Namun sejak bulan April lalu, Mandala Airlines kembali beroperasi dibawah naungan Tiger Airways, maskapai penerbangan dari Singapura yang memegang share saham sebesar 33%. Jadi jika kita membuka link http://www.mandalaair.com/ maka terlihat sekali kalau tampilan halaman web nya sama dengan http://www.tigerairways.com. Saya sendiri belum pernah mencoba terbang lagi dengan Mandala yang baru ini, tapi suatu saat saya  pasti akan mencoba terbang lagi bersama mantan airline favorite saya ini .. ;)

Now what's your recommendation to fly ? Feel free to share !

dinoy 





  

Shopping at Balikpapan



Masih tentang traveling terbaru saya di Balikpapan, kali ini saya menceritakan tentang pengalaman saya berbelanja oleh-oleh di Pasar Inpres Kebun Sayur. Wanna know the complete story? Please click this link:


http://www.pergidulu.com/blog/2012/06/oleh-oleh-khas-kalimantan/

Thursday, June 7, 2012

B.I.N.G.U.N.G *si traveler wannabe cari kamera*

H a l o . . . HALO!!

Ceritanya saya lagi bingung nih mau beli kamera digital yang budget friendly tapi zoom nya okay, bagus pas malem hari, dan harga di bawah satu juta .. Plak! udah pelit riwil amat, yakh! Lol .. !!

Nah, secara kerjaan udah beres, bos nggak ada di tempat dan dapet akses internet di kantor   (okay, that was too much unnecessary information!) mari kita mulai googling ..

Tadi pas jam makan siang, saya iseng maen ke toko kamera dekat kantor. Saya melihat beberapa merk kamera saku digital. Awalnya sih saya tanya-tanya merk Olympus karena udah pernah lihat sebelumnya .. Eh tapi menurut mas-mas penjaga toko yang baik hati tidak sombong dan juga cukup tampan (apa sih, ini?) .. saya direkomendasikan merk Casio type R 100 .. harganya sih 900 ribuan rupiah .. katanya kalo di zoom gambarnya nggak pecah kayak si Olympus, tadi udah dia contohin segala sih ..


Ehh,, tapi pas saya melontarkan kebingungan saya di grup bbm yang isinya para traveler, dibilang kalo si Casio nggak bagus buat malam hari .. *makin bingung*

Lalu saya ngetwit, kali aja ada yang bisa bantu ..

Dari hasil twit dan saran dari temen di grup bbm, muncul beberapa merk dan type sebagai rekomendasi kamera saku digital dibawah satu juta rupiah ..

Ada yang ngusulin Brica ..

Nikon L23

Casio Exilim EX-ZS5

Canon A2300 IS
www.priceninfo.com

ATAU ..

Lumix DMC S3 


? ? ?

Beli yang mana nih enaknya ??

dinoy

p.s : tujuan 'mulia' saya mau cari kamera adalah pengen seriusin hobi traveling saya .. secara selama ini foto-foto pas lagi jalan-jalan suka nebeng pinjem kamera temen or sodara, atau sekedar pake hape, hehee .. SO .. Help me, guys!



Wednesday, June 6, 2012

Mau Naik Taksi di Balikpapan ?? Cukup Tiga Ribu Rupiah Saja !!



Jika membicarakan tentang jenis-jenis transportasi umum di Indonesia, setiap kota pasti memiliki ciri khas tersendiri. Bahkan untuk jenis angkutan yang sama, penyebutannya bisa berbeda-beda. Misalnya, untuk jenis mobil carry berpenumpang 7-10 orang yang lazim disebut angkot, penyebutannya akan berbeda di tiap wilayah. Meski di Jakarta juga umumnya menyebut dengan angkot, tapi sebenarnya nama yang tertera di mobilnya adalah ‘mikrolet’, di Surabaya disebut ‘bemo’, dan di Balikpapan disebut ‘taksi’. Iya, nggak salah, warga Balikpapan menyebut angkot dengan kata 'taksi'. Taksi yang normalnya adalah mobil sedan berbayar dilengkapi dengan AC, di Balikpapan memiliki dua makna, yaitu Taksi bernomor banyak alias angkot dan Taksi dalam pengertian sebenarnya. Jadi jika ingin pergi ke Terminal Damai misalnya, penduduk setempat akan memberitahu kalau kita harus naik taksi nomer 6 yang warna biru tua.
Taksi berpenumpang tujuh orang ini memiliki beberapa warna sebagai pembeda nomer rute nya, yaitu: putih-oranye, putih-abu abu, putih-hijau muda, putih-biru muda, putih-kuning, putih-biru tua, putih-hijau, putih-kuning muda, dan putih-ungu. Untuk urusan harga, jika angkot di Jakarta rata-rata dibandrol tarif Rp 2.000, taksi di Balikpapan mematok tarif Rp 3.000 sekali jalan, harga yang sama dengan bemo di Surabaya. Cara memberhentikan untuk turun dari angkot pun berbeda-beda di setiap kota. Di Jakarta kita teriak ‘Kiri!’, di Surabaya dengan memencet bel yang ada di dalam bemo, di Balikpapan caranya adalah dengan bilang ‘Stop!’.
Hal yang unik lagi, jika kita beruntung, kita bisa menemukan taksi yang didalamnya memasang tv lcd lengkap dengan video klip musik sebagai hiburan. Seperti ketika saya traveling di Balikpapan, ketika hendak ke Terminal Damai saya naik taksi nomor 5 yang di dalamnya dipasang tv lcd sampai 3 buah! Memang sih nggak semuanya nyala, cuma 2 tv, tapi tetep aja hiburan banget. Selama perjalanan yang kurang dari setengah jam itu, kami disuguhi beberapa video klip dari penyanyi luar negeri, misalnya Avril Lavigne, Beyonce, dan penyanyi pria kulit hitam yang tidak saya kenali. Wah, ternyata supir taksi (alias angkot) di Balikpapan gaul juga rupanya !




Satu nilai plus tentang taksi di Balikpapan adalah kebersihannya. Kemarin saya membaca artikel berita kalau Balikpapan ditetapkan sebagai salah satu dari empat kota terbersih di Indonesia di tahun 2012 selain Jogjakarta, Malang, dan Manado. Maka tak heran jika saya menjumpai kondisi jalanan yang bersih, begitu juga di dalam angkutan umumnya. Hal yang tidak saya jumpai di angkot-angkot di Jakarta (kalaupun ada mungkin satu dari seribu), adalah dipasangnya kotak sampah di dekat pintu taksi. Inilah yang menjaga kesadaran warga Balikpapan untuk selalu membuang sampah pada tempatnya. Tidak ada lagi alasan untuk melemparkan sampah seenaknya melalui jendela. Dan memang terbukti juga sih, saya tidak menjumpai sampah berserakan di dalam taksi.



Nah, itulah cerita saya tentang hal unik seputar angkutan umum di Balikpapan. Menurut saya, jalan-jalan keliling kota di Balikpapan dengan menggunakan taksi alias angkot adalah hal yang menyenangkan. Silakan mencoba! ^^
dinoy


Rangkuman rute taksi yang saya naiki selama empat hari di Balikpapan:
  • Taksi no 07 (Putih - HIjau): Dari depan Bandara Sepinggan ke Terminal Damai. Untuk menemukan angkutan ini cukup berjalan kurang dari sepuluh menit dari bandara ke jalan raya.
  • Taksi no 06 (Putih - Biru tua): Dari Terminal Damai ke daerah Kampung Baru.
  • Taksi no 05 (Putih - Kuning): Dari Kampung Baru ke Plaza Balikpapan.
  • Taksi no 07 (Putih - Hijau): Dari Terminal Damai ke Mall E-Walk
  • Taksi no 03 (Putih-Biru Muda): Dari Karang Jati ke Ruko Bandar
  • Taksi no 06 (Putih - Biru tua): Dari Kampung Baru ke Pasar Klandasan dan ke Pantai Melawai







Monday, June 4, 2012

Balikpapan Chapter 2: The Beach

Halo .. halo .. ulasan saya berlanjut tentang kota Balikpapan, kali ini adalah tentang pantai nya. Diantara beberapa pantai yang terdapat di kota yang terkenal dengan kepiting kenari nya ini, saya mengunjungi dua pantai yang berada di pusat kota, yaitu Pantai Kemala dan Pantai Melawai. Mau tahu cerita saya mengenai dua lokasi tersebut? Baca di sini yaa .. http://www.pergidulu.com/blog/2012/06/pantai-balikpapan/ ^^

And if you have something to say, i would really appreciate if you would like to leave your comment on that web. Thank you very much!! XD

Friday, June 1, 2012

Bicara tentang Laut

Before I sleep, i want to write something ..
Dan setelah melihat beberapa foto di Balikpapan, saya ingin bicara tentang.. laut.
Adakah yang tidak damai ketika melihat pemandangan hamparan laut yang luas di hadapannya ?
Adakah yang tidak ingin terdiam dan terpekur mensyukuri ciptaan Tuhan ketika dihadapkan pada mahakarya yang maha besar ini??
Jika aku sendiri, maka aku bisa saja berlama-lama berdiam di sini
Menulis serangkaian kata puitis yang bisa saja mendadak keluar karena terbawa alunan melankolis ini
alunan yang dibawa oleh semilir angin laut dan deburan ombak
Dengan berdiam saja di hadapan laut, aku juga bisa dengan bebas memperhatikan mereka yang berada di sana
Yang menjadikan laut sebagai rumah yang nyaman bagi mereka
Lihat nelayan itu, yang menggantungkan hidupnya pada laut
Bekerja keras dan melawan ganasnya sinar matahari yang bertemu dengan permukaan air laut
Atau lihat anak-anak kecil itu, yang tanpa beban bermain bola di pinggir pantai
Tak ada kompetisi, tak ada konflik, mereka hanya tahu bermain


Dan aku sekali lagi tersenyum
Laut ini adalah refleksi
Laut ini adalah rendezvous
Laut ini adalah perkasa, dibalik diam tenang nya~








-dinoy-

pictures were taken from  view behind Klandasan Market, Balikpapan
19 Mei 2012

Pheeewww...

Phew, just finished writting about the next article for my journey in Balikpapan! Belum bisa dikasi tau dulu karena masih nunggu aproval dari Mr. Adam .. Well, semoga nggak banyak editannya, huahaha ! Stay tuned !