Monday, January 20, 2014

ANTRAVELOGI ~ sebuah catatan perjalanan yang akhirnya lahir. :)


Yay, puji Tuhan.... Setelah penantian dan proses yang cukup lama, akhirnya saya bisa melihat satu impian saya tercapai: menampilkan satu karya saya di rak buku perjalanan di toko buku Gramedia. :D Yup, saya senang melakukan perjalanan, sebuah proses untuk menghilangkan jenuh yang berbuah pengalaman-pengalaman baru. Saya pun suka membaca, yang membuat saya juga menyenangi membaca kisah-kisah perjalanan yang tertuang di dalam buku. Dari dulu rak favorit saya ketika ke Gramedia pastilah rak novel, fiksi. Tetapi, sejak tahun 2011 saat ke toko buku pasti saya menambahkan rak buku perjalanan sebagai tujuan favorit lainnya. Baca juga di artikel ini, saat saya menuliskan bagaimana buku-buku perjalanan mulai menjadi tren. :) Saya pun berpikir, kapan ya saya bisa menulis jalan-jalan saya itu menjadi catatan-catatan yang terdokumentasikan dalam sebuah.... buku??

Hingga akhirnya gayung itu bersambut di bulan Februari 2013. Jika saya ceritakan akan jadi amat panjang, jadi begini coba saya ringkaskan: Mulai tahun 2012 (awal? pertengahan? maafkan short memory saya :D) saya memang sudah coba membuat outline tentang naskah yang berisi catatan perjalanan. Saya mulai banyak membaca buku perjalanan dari yang bersifat panduan sampai travelogue. Konsep naskah pun berubah beberapa kali. Hingga akhirnya sekitar bulan November 2012, saat saya masih setengah menyusunnya sembari melihat persyaratan naskah di beberapa penerbit, takdir mempertemukan saya dengan salah satu editor di Bhuana Ilmu Populer yang bilang kalau tempatnya bekerja sedang mencari naskah bertema perjalanan. Saya girang dan bersorak dalam hati. Ya Tuhan, tepat sekali di saat saya sedang memerlukannya!! Lebih cepat sedikit lagi ya, akhirnya di awal tahun yaitu Januari 2013, naskah utuh saya pun jadi. Konsepnya dibagi menjadi tiga bagian: cerita-cerita perjalanan saya di beberapa tempat dengan gaya naratif, beberapa tips praktis berkaitan menyiapkan perjalanan, dan juga ringkasan itinerary dari perjalanan-perjalanan yang saya ceritakan.

Hasilnya.... Tidak menyangka bahwa BIP akan merespons secepat itu, kalau tidak salah tak lebih dari sebulan (dari jangka waktu 50 hari yang dijanjikan). Yay, mereka bilang mereka suka konsep tulisan saya yang di bagian pertama yaitu bagian naratif, tetapi mereka ingin melakukan beberapa revisi dengan meniadakan dua bagian lainnya karena itu sudah banyak di buku-buku panduan. Mereka ingin lebih fokus ke penceritaan saya selama berjalan-jalan. Saya bilang, tak masalah, toh tak sampai melanggar banyak konsep utama saya. Dari e-mail, berlanjut telepon, lalu bertemu di kantor BIP. Dan setelah itu saya berkutat dengan revisi-revisi, meminimalisir porsi penjelasan teknis dan memperkuat di cerita. Beberapa bulan kemudian saya ajukan lagi, hm, Mei mungkin ya karena saya juga terkendala kesibukan kerja di kantor. Lalu sempat beberapa kali berkabar dengan pihak editor, lalu diam lagi dan saya pikir itu adalah masa antre karena ada naskah lain jadi tak masalah. Malahan, ketika bulan Juni naskah kedua saya yang bergenre fiksi tetapi ada unsur perjalanannya juga diterima oleh BIP, naskah inilah yang lebih dulu lahir, judulnya Get Lost:

Get Lost malah duluan lahir yaitu di bulan November sudah mulai ada di toko buku Gramedia di Jakarta dan sekitarnya, lalu mulai menyebar di kota-kota lain di Indonesia. Memang benar, menunggu akan menjadi menjemukan jika kita tidak melakukan apa-apa. Lewat proses penyusunan naskah Antravelogi dan juga proses menunggu pengerjaan di penerbit ini saya diajarkan; dari yang awalnya benar-benar mengharap cepat keluar, lalu mulai 'melupakan' penantian itu dan mengerjakan hal lain. Akhirnya saya bisa melihat kalau kita tak berpatok pada satu hal saja niscaya kita akan lebih dapat maksimal. Saya jadi tak mempermasalahkan mana yang lebih dulu terbit karena saya tahu semuanya memiliki prosesnya masing-masing.

Hingga akhirnya, Desember 2013, di penghujung tahun, proses penyuntingan Antravelogi selesai sudah. Editing, layout, proofreading, juga kovernya diberitahukan kepada saya seperti ini:


Saya yang masih diselimuti euforia karena kelahiran Get Lost, merasakan semangat lebih lagi dengan kabar selesainya Antravelogi ini! Dan, kemarin, 20 Januari 2014 ketika saya berkunjung ke Gramedia Pejaten Village... saya bisa bernapas lega dan merasakan sukacita penuh ketika melihat akhirnya karya solo saya tampil juga di rak buku-buku perjalanan di Gramedia! Yay, Puji Tuhan!! Oh iya, tidak untuk melupakan bahwa sebenarnya ini bukan benar-benar yang pertama sih karya saya ada di rak ini. Karena di bulan Juli 2013 pun ada satu buku kompilasi catatan perjalanan terbitan DIVA Press yang memuat satu cerita saya juga, seperti ini:


Tetap membanggakan, meskipun jika dilihat dari luar saja orang tidak tahu ada nama saya, tetapi itu untuk pertama kalinya saya menang lomba menulis yang hasil tulisannya dibukukan (ada 30 penulis di sana). :)

Semuanya adalah proses. Dari Traveling Note Competition, Get Lost, lalu Antravelogi... semua ada proses pengerjaan dan masa tunggunya. Sebuah perjalanan yang membuat saya akhirnya sadar, tak ada mimpi yang terlalu muluk, tak ada harapan yang terlalu mustahil; hanya saja, maukah kita mengikuti proses yang Tuhan syaratkan untuk mencapainya? :)
Selamat membaca, semoga berkenan. :)

1 comment:

  1. bener, semua ada prosesnya. dan yg paling membuat bangga adalah ketika karya kita bisa dinikmati khalayak. Kita satu antopologi mb, dibuku traveling note. salam kenal sebelumnya :). Inginnya sampe seterusnya bisa terus berkarya, go ahead

    ReplyDelete